Dana asing di SBN bertambah Rp 34,61 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) pada November 2017 bertambah Rp 34,61 triliun atau setara 4,34% secara month on month menjadi Rp 830,81 triliun. Porsi dana asing di SBN hingga akhir bulan lalu telah mencapai 39,28%.

Bila dihitung sejak awal tahun, kepemilikan asing di SBN telah tumbuh 24,78% sampai November. Padahal, sepanjang tahun 2016 silam, dana asing di SBN hanya sanggup tumbuh 19,20% dengan nilai Rp 665,81 triliun.

Analis obligasi BNI Sekuritas, Ariawan mengatakan, pasar obligasi Indonesia sedang dalam tren positif sepanjang bulan lalu. Hal ini ditandai dengan sentimen positif dari dalam negeri berupa kenaikan peringkat daya saing (competiveness index) dan kemudahan berbisnis (ease of doing business) dari World Bank.


Fundamental dalam negeri masih tergolong kuat. Pasalnya, tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia masih berada di level yang rendah sehingga menguntungkan pasar obligasi.

Ditambah lagi, tingkat inflasi Indonesia masih terjaga di bawah 4%, yang menandakan kondisi ekonomi Indonesia cukup stabil untuk berinvestasi.

Sementara dari luar negeri, Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi mengindikasikan akan melanjutkan kebijakan stimulus hingga tahun depan. “Dengan begitu, investor asing jadi leluasa melebarkan pangsanya ke berbagai kawasan,” ujar Ariawan, Jum'at (8/12).

Ahmad Mikail, ekonom Samuel Sekuritas Indonesia menambahkan, kenaikan porsi asing sebanyak Rp 34,61 triliun pada bulan lalu didorong oleh rebalancing indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI).

Investor asing dirugikan manakala emiten-emiten tempatnya berinvestasi harus tersingkir dari indeks tersebut. “Hasilnya, sebagian investor asing di pasar saham lari ke pasar obligasi,” ujar Ahmad.

Dia juga menyebut, berkat peningkatan nilai kepemilikan asing di SBN, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) terus melonjak hingga awal Desember. ICBI bahkan berhasil memecahkan rekor sepanjang masa pada 6 Desember lalu di level 240,12.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini