Dana Asing di SUN Kembali Merangkak Naik



JAKARTA. Dalam tiga pekan pertama bulan ini, dana asing memang sempat kabur dari instrumen investasi dalam negeri. Tapi, dalam beberapa hari terakhir, jumlah dana asing di Surat Utang Negara (SUN) kembali merangkak naik. Kembalinya dana asing di SUN ini mengindikasikan terjadinya hal yang sama di instrumen investasi dalam negeri lainnya.

Ekonom Standard Chartered Fauzi Ikhsan mengatakan, peningkatan dana asing di SUN terkait dengan tingkat kepercayaan investor. "Mereka menilai, yang terburuk sudah terjadi," kata Fauzi. Yang dimaksud dengan Fauzi adalah gonjang-ganjing di pasar finansial Amerika Serikat yang berujung pada kejatuhan lembaga-lembaga keuangan raksasa seperti Lehman Brothers Holding Inc. pada pekan lalu.

Selain itu, pasar juga memperkirakan, program penyelamatan finansial yang dilakukan pemerintah AS yang dikenal dengan sebutan bailout sebesar US$ 700 miliar, akan segera disetujui Kongres. "Tampaknya, Kongres tidak punya banyak pilihan selain program ini," kata Fauzi. 


Fauzi yakin, karena, sentimen positif dari dunia dan ditambah nilai tukar rupiah yang relatif stabil kembali mendorong investor melakukan investasi. "Dana asing akan masuk kembali ke SUN, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan pasar saham," kata Fauzi. Masuknya dana asing ini, kata Fauzi, bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di berbagai negara berkembang.

Diwarnai aksi profit taking

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan Rahmat Waluyanto menilai, di saat ketidakpastian masalah finansial AS, pasar bukan hanya mengamankan portofolio mereka, tapi juga sekalian mengambil untung atau profit taking. "Asing yang mau tetap menyimpan dananya lari ke investasi jangka panjang seperti SUN, sedangkan hedge fund melakukan profit taking," kata Rahmat.

Berdasarkan data di Departemen Keuangan pada 5 September 2008, dana asing di SUN mencapai Rp 108,37 triliun. Angka ini merupakan dana asing tertinggi sepanjang tahun ini. Namun, ketidakpastian finansial global menyebabkan jumlah dana asing saat ini turun ke posisi Rp 107,12 triliun. 

Penurunan dana asing ini mengalami puncaknya di pekan ketiga September 2008. Pada 19 September, dana asing di SUN hanya 19,39% dari outstanding SUN Rp 541,7 triliun atau berada di posisi Rp 105,06 triliun. Itu artinya, selama tiga pekan pertama September, dana asing di SUN mengalami penurunan Rp 3,31 triliun.

Meskipun mengalami penurunan signifikan, kondisi perekonomian Indonesia masih belum masuk kategori gawat darurat. "Kalau ada redemption atau penarikan dana sampai Rp 30 triliun seperti tahun 2005 lalu, perekonomian Indonesia baru bisa dianggap krisis.

"Keadaan ekonomi saat ini sempat membaik dengan adanya rescue plan AS," kata Rahmat. Alhasil, dua hari lalu (24/9), dana asing di SUN mengalami peningkatan. Dalam sepekan sejak 19 September, dana asing yang masuk sebesar Rp 730 miliar.

Sementara itu, Direktur Pengendalian Moneter Bank Indonesia Eddy Sulaiman Yusuf juga mengamini pendapat Fauzi dan Rahmat. "Bukan hanya di SUN, dana asing di SBI juga naik dalam beberapa hari terakhir ini," katanya.

Baik Fauzi, Rahmat, maupun Eddy menilai, dana asing masih akan terus masuk ke dalam negeri. Saat ini, dengan masuknya kembali dana segar ke SUN, rata-rata imbal hasil atau indeks SUN kini berada di 12,5%. Pekan lalu, indeks SUN masih bertengger di 13%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie