KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam sepekan dana asing keluar dari pasar saham Indonesia. Melansir RTI, dana asing yang keluar dalam sepekan tercatat Rp 1,45 triliun. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (
GOTO) menjadi emiten dengan aliran dana asing yang paling banyak keluar dalam sepekan ini, yaitu sebesar Rp 303,65 miliar. Di posisi kedua, ada PT Bank Mandiri Tbk (
BMRI) dengan
net sell asing Rp 178,42 miliar. Di posisi ketiga, ada PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA) dengan jual bersih asing Rp 148,62 miliar.
Lalu, dilanjutkan oleh
PGAS,
MTEL,
UNTR,
NCKL,
AKRA,
BBNI, dan
BBCA. Mereka menduduki 10 besar emiten dengan aliran dana asing yang keluar paling besar dalam seminggu ini.
Baca Juga: Bursa Asia Ditutup Bervariasi pada Rabu (14/6), Terbawa Data Ekonomi Global Analis Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan, dana asing yang keluar dari Indonesia itu disebabkan oleh perlambatan ekonomi China yang masih berlangsung. Aliran dana itu pun lari ke Jepang akibat saham yang tengah naik karena valuasinya sudah murah selama bertahun-tahun, disertai kebijakan moneter yang masih longgar. “Warren Buffet juga ikut menaruh dana di Jepang, sehingga banyak investor lain yang ikut masuk ke Jepang,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Rabu (14/6)
Baca Juga: IHSG Rawan Koreksi Besok (15/6), Ini Saham yang Bisa Dicermati Selain itu, rilis data PMI Indonesia yang terendah dalam 6 bulan ini mengindikasikan bahwa ada tanda-tanda perlambatan ekonomi domestik. Hal ini didukung oleh data inflasi yang turun lebih tinggi dari proyeksi konsensus, sehingga mengindikasikan pelemahan daya beli. Di samping itu, ada komentar agak negatif dari pemerintah yang mengatakan bahwa target pertumbuhan ekonomi akan sulit tercapai 5%. “Dampaknya ke IHSG mungkin akan mengalami koreksi sedikit ke level 6.618 dalam rentang seminggu ke depan ini,” tutur dia. Fajar mengatakan, GOTO menjadi emiten dengan dana asing keluar terbanyak dalam sepekan karena efek
rebalancing indeks MSCI yang sudah mulai memudar. Sementara, jual asing pada MDKA disebabkan oleh rilis kinerja yang kurang baik di kuartal I 2023, seiring dengan sudah normalnya harga komoditas.
Baca Juga: IHSG Melemah ke 6.699 Diiringi Net Sell Asing Rp 702 Miliar, Rabu (14/6) Meskipun begitu, Fajar melihat, tidak ada hubungan antara dana asing yang keluar dari pasar saham Indonesia dengan antisipasi hasil rapat FOMC yang hasilnya akan diumumkan malam ini. Menurut Fajar, pasar sudah
priced in sejak jauh-jauh hari, sehingga kondisinya cenderung lebih kondusif saat ini. Apalagi, banyak pihak sepakat The Fed diprediksi akan menahan suku bunga di 5%-5,25%.
Ke depannya, aliran dana asing di pasar saham domestik akan terkerek naik jika pada semester II 2023 ada sentimen positif dari rangkaian Pemilu 2024. Fajar memproyeksikan IHSG ada di level 7.440 sampai akhir tahun 2023 dengan volatilitas tinggi. Menurut Fajar, saham
big caps bisa dipilih investor di tengah dinamika pasar global saat ini. Fajar merekomendasikan
buy untuk BBCA dengan target harga Rp 9.300 per saham. Fajar juga memprediksi BBRI masih akan prospektif di tahun 2023, meskipun tidak menyebutkan target harga. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati