Dana asing masih merangsek masuk pasar modal



JAKARTA. Investor asing mulai injak pedal rem di pasar modal domestik. Indikasinya, selama dua dari tiga hari terakhir, asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) senilai Rp 409 miliar.

Meski demikian, sepanjang tahun ini atau year-to-date (ytd), asing masih merangsek masuk Bursa Efek Indonesia, dengan membukukan pembelian bersih (net buy) Rp 39,47 triliun. Di periode sama tahun lalu, asing justru net sell Rp 43,79 triliun.

Posisi net buy asing kali ini mendekati capital inflow tertinggi di pasar saham pada 2014 yang senilai Rp 42,6 triliun. Sejumlah analis melihat potensi dana asing yang masuk pasar modal masih besar dan bisa melampaui posisi 2014. Kondisi ini menggambarkan potensi imbal hasil di pasar saham Indonesia masih cukup menjanjikan bagi investor asing.


Kepala Riset Yuanta Securities Indonesia Kim Kwie Sjamsudin menilai, dana asing mulai mengalir ke emerging market, termasuk Indonesia, beberapa bulan terakhir. Ini sejak The Fed tak lagi agresif menggaungkan kenaikan suku bunga.

"Setelah The Fed calm down, investor asing mulai masuk emerging market mencari untung. Mereka melihat pasar saham Indonesia yang paling bagus," kata dia, kemarin.

Menurut Kim, faktor yang bisa mendorong net buy asing adalah pertumbuhan laba korporasi yang lebih baik. Pasalnya, reli di pasar saham selama ini membuat valuasinya semakin meningkat dan ini harus diimbangi dengan pertumbuhan laba korporasi.

Selain itu, faktor lain yang akan mengundang masuk dana asing adalah program tax amensty. Jika ini terealisasi dengan baik, maka net buy asing akan terus masuk. Jika realisasi dana repatriasi mandek, maka sebagian dana asing berpotensi keluar.

Faktor The Fed

Kim tetap optimistis tahun ini tak mungkin terjadi capital outflow di pasar saham karena dana repatriasi yang sudah diinvestasikan ke aneka instrumen mulai berdampak pada perbaikan ekonomi November dan seterusnya.

Faktor lainnya adalah kebijakan The Fed. Kim bilang, saat ini asing mencermati arah kebijakan bank sentral AS, apakah akan mengerek suku bunga pada September seiring membaiknya data ekonomi negara Paman Sam.

"Kalau The Fed tidak jadi menaikkan suku bunga, maka asing akan fokus ke laba korporasi kuartal III yang baru dirilis Oktober yang kami perkirakan mengalami perbaikan," prediksi Kim.

David Sutyanto, analis First Asia Capital, meyakini dana asing tahun ini melampaui realisasi 2014. Bahkan dana asing diprediksi Rp 200 triliun, yang berpotensi membawa IHSG menembus 5.500. Perkiraan itu didasarkan pada kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang terus membaik dan mulai gencarnya sosialisasi program tax amnesty.

Christian Saortua, analis Minna Padi Investama, juga memprediksi dana asing tahun ini masih terus bertambah sejalan program tax amnesty. Kendati begitu, ia mengingatkan untuk terus mencermati perkembangan isu global.

Jika bank sentral global masih mempertahankan stimulusnya maka potensi dana asing masih akan mengalir terus. Sebaliknya, jika ada kebijakan global yang mengejutkan seperti kenaikan suku bunga The Fed, Christian memprediksi dana asing akan keluar mencari intrumen safe haven.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie