KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aliran dana asing tercatat kembali masuk ke pasar saham domestik dalam sebulan terakhir. Melansir RTI, dalam sebulan terakhir dana asing sudah masuk Rp 5,99 triliun di pasar reguler. Sementara, dana asing masuk Rp 673,32 miliar dalam seminggu terakhir. Head Customer Literation and Education PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi melihat, pasca The Fed lebih dovish dengan potensi pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) meningkat di September 2024, aliran dana asing kembali masuk ke Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG).
“Rotasi sektoral juga terjadi di awal semester II 2024. Pasar mulai berspekulasi pada saham berkategori cyclical yang di periode sebelumnya mengalami penekanan pasca ada potensi kuat terjadi pemangkasan suku bunga,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (19/7). Aliran dana asing dilihat Audi masih banyak masuk ke emiten perbankan usai terjadi koreksi di sepanjang semester I 2024. Dalam 20 hari terakhir, asing masuk paling besar ke PT Bank Centra Asia Tbk (
BBCA), yaitu sebesar Rp 3,4 triliun.
Baca Juga: IHSG Tergelincir di Akhir Pekan, Saham ARTO, MDKA dan MBMA Top Losers di LQ45 Disusul PT Telkom Indonesia Tbk (
TLKM) yang dibeli asing Rp 1,1 triliun dan PT Bank Mandiri Tbk (
BMRI) yang dibeli asing Rp 917,5 miliar. Tren masuknya aliran dana asing ini diperkirakan masih berpotensi berlanjut seiring dengan akan dimulainya pelonggaran kebijakan moneter. Setidaknya, hingga akhir tahun 2024. Ini juga seiring dengan potensi investor asing yang tengah mencari alternatif aset pasca turunnya suku bunga The Fed nantinya. “Dengan kembali memasuki era pemangkasan suku bunga dan juga terjaganya pertumbuhan ekonomi Indonesia membuat asing kembali masuk ke emiten tersebut,” tuturnya. Meski demikian, ada beberapa sentimen yang dapat menghambat masuknya aliran dana asing ke pasar saham domestik. Di antaranya, pelonggaran kebijakan moneter yang terjadi di bawah ekspektasi pasar dan transisi pemerintahan baru Indonesia tidak berjalan lancar. Dari sejumlah saham yang tengah dibeli asing, Audi merekomendasikan beli untuk BBCA, TLKM, BMRI, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (
BRIS) dengan target harga masing-masing Rp 10.600 per saham, Rp 3.750 per saham, Rp 6.900 per saham, dan Rp 2.680 per saham. Lalu, dia juga memberikan rekomendasi saham
hold yang diberikan untuk PT Adaro Energy Indonesia Tbk (
ADRO) dengan target harga Rp 2.880 per saham. Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani melihat, investor asing sejak awal tahun 2024 hingga akhir semester pertama tengah melepas dananya, baik di pasar obligasi maupun pasar saham domestik. Namun, Arjun memperkirakan, situasi tersebut akan berubah di semester II 2024 ini hingga akhir tahun. Investor asing akan balik masuk ke pasar saham Indonesia mulai dari saat ini hingga akhir tahun secara umum, baik di pasar saham atau obligasi, dengan beberapa sentimen.
“Yaitu, valuasi saham para emiten yang cukup menarik alias
undervalued, prospek yang lebih menguntungkan mengenai potensi pemangkasan oleh The Fed, serta ekonomi domestik dan fundamental perusahaan kunci yang semakin stabil,” tuturnya. Certified Elliott Wave Analyst Master Kanaka Hita Solvera Daniel Agustinus mengamati, investor asing saat ini masuk di saham-saham perbankan, seperti BBCA dan BMRI. Lalu, juga saham TLKM dan ADRO.
Alasan utamanya adalah arah valuasi saham mereka yang masih murah dan ekspektasi laporan kinerja kuartal II 2024 yang diperkirakan membaik. “Selain itu, adanya sentimen pemotongan suku bunga bank sentral yang diperkirakan terjadi September nanti juga turut membuat asing kembali masuk ke pasar berkembang, seperti Indonesia,” ujarnya kepada Kontan, Jumat (19/7). Daniel pun merekomendasikan
buy on weakness saham sektor perbankan, seperti BBCA dan BMRI. Lalu, TLKM dan ADRO. Target harga untuk BBCA adalah Rp 12.000 per saham, BMRI Rp 7.200 per saham, TLKM Rp 3.400 per saham, dan ADRO Rp 3.400 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari