Dana Asing Masuk ke Pasar Modal Jelang Pemilu, Intip Rekomendasi Saham Berikut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aliran dana asing masih masuk ke pasar saham Tanah Air di pekan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Melansir RTI, Selasa (13/2), asing mencatat aksi beli bersih alias net buy senilai Rp 5,32 triliun di pasar reguler dalam lima hari perdagangan terakhir.

Menurut data Bloomberg, investor asing mencatat net buy atau beli bersih dalam empat hari perdagangan terakhir sejak Selasa (6/2) lalu total Rp 5,49 triliun. Secara total, investor asing mencatat net buy Rp 15,67 triliun sejak awal tahun, menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI).

Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan melihat, dalam dua pemilu terakhir, di bulan pelaksanaan pencoblosan, investor asing selalu mencatatkan net buy yang cukup signifikan.


Sebulan usai hari-H pencoblosan, investor asing cenderung menarik kembali dananya dari pasar modal Indonesia, tetapi nilainya lebih rendah daripada dana yang masuk di bulan sebelumnya.

“Aktivitas investor asing seusai Pemilu 2024 nanti akan sangat bergantung pada sentimen yang ada seperti global dan makro. Berdasarkan catatan kami di Pemilu 1999, 2004, 2009, 2014 dan 2019, asing memang selalu masuk di tahun pemilu,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Selasa (13/2).

Baca Juga: Wall Street Tumbang Setelah Inflasi AS Dilaporkan Lebih Tinggi Ketimbang Prediksi

Jika melihat pergerakan investor asing di bursa pada awal tahun ini, alias periode masa kampanye hingga jelang hari-H pemilihan, mereka konsisten melakukan akumulasi beli.

Artinya, investor asing memandang positif outlook Indonesia ke depan, meskipun ada agenda besar, yaitu pemilu dan pergantian pemerintahan. 

Positifnya outlook investor asing didasarkan oleh pertimbangan fundamental dan prospek ekonomi makro Tanah Air. Selama Pemilu 2024 bisa berjalan kondusif, Alfred optimistis aksi beli asing masih akan berlanjut. 

Banyaknya dana asing yang masuk sebelum pelaksanaan pemilu merupakan bagian dari optimisme asing bahwa pemilu akan berjalan kondusif. Para investor asing juga memperhitungkan peluang besar pilpres bisa berlangsung satu putaran, sehingga melakukan inisiatif melakukan aksi beli.

“Pasca pilpres, akan ada potensi profit taking dari asing, meskipun tidak terlalu besar dan sifatnya hanya sementara,” ungkapnya.

Baca Juga: Net Buy Asing Tembus Rp 1,23 Triliun Saat IHSG Tumbang 1,20% ke 7.209, Selasa (13/2)

Berdasarkan data RTI, empat perbankan besar menjadi saham yang paling diincar asing dalam sepekan. Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dibeli asing sebesar Rp 1,5 triliun dalam sepekan. Lalu, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dibeli asing sebesar Rp 1,5 triliun, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dibeli asing Rp 650,1 miliar, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 419,2 miliar.

“Pilihan ini karena faktor proyeksi kinerja yang bagus tahun ini dan optimisme mereka terhadap pertumbuhan makroekonomi Indonesia yang biasanya sangat berkaitan dengan pertumbuhan bisnis perbankan,” tuturnya.

Alfred mengatakan, pasar akan membaca hasil Pilpres 2024 dari perhitungan quick count. “Jika result-nya menunjukkan bisa berlangsung satu putaran, maka akan menjadi sentimen atau katalis yang kuat bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),” katanya.

Jika Pilpres 2024 berlangsung satu putaran, IHSG bisa menembus all time high (ATH) di level 7.403 dalam sepekan setelah hari-H pencoblosan. 

Baca Juga: Meski Ada Pemilu, Dana Asing Masih Mengalir Deras ke Pasar Saham

Jika tidak satu putaran, maka pergerakan IHSG akan sedikit mengalami koreksi yang sifatnya short term dengan level support di 7.040 dalam sepekan setelah hari-H pencoblosan. 

“Pilpres satu putaran menjadi sentimen kuat bagi IHSG, karena pasar bisa lebih cepat mendapatkan kepastian terkait siapa pemimpin pemerintahan berikutnya,” papar dia.

Menurut Alfred, Pemilu kali ini tidak memberikan sentimen khusus ke sektor tertentu. Sentimennya dilihat lebih bersifat makro. Alfred melihat, sektor properti, telekomunikasi, perbankan, dan konsumer prospektif di tahun 2024

Baca Juga: IHSG Tumbang 1,20% ke 7.209 Saat Tutup Pasar Jelang Pemilu, Selasa (13/2)

Dari sektor properti, Alfred merekomendasikan beli untuk BSDE dengan target harga Rp 1.360 per saham, beli SMRA dengan target harga Rp 840 per saham, dan beli LPKR dengan target harga Rp 138 per saham. Dari sektor telekomunikasi, Alfred menyarankan investor mencermati saham TLKM dengan target harga Rp 4.850 per saham.

Dari sektor perbankan, Alfred merekomendasikan hold untuk saham BBRI dengan target harga Rp 6.575 per saham dan BBNI dengan target harga Rp 6.475 per saham. Rekomendasi beli diberikan untuk saham BBTN dengan target harga Rp 1.600 per saham.

Dari sektor consumer cycle & non-cycle, Alfred menyarankan investor mencermati saham AUTO dengan target harga Rp 2.900 per saham, ASII Rp 6.950 per saham, MYOR Rp 2.850 per saham, dan INDF Rp 7.600 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati