KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aliran dana investor asing menguap dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada perdagangan Senin (30/9), investor asing mencatat
net sell sebesar Rp 3,10 triliun di seluruh pasar. Dalam sepekan terakhir,
net sell investor asing mencapai Rp 3,37 triliun di seluruh pasar. Terpantau asing banyak melepas kepemilikannya di saham-saham
big caps dari sektor perbankan Berdasarkan data RTI per Senin (30/9), aliran dana asing paling deras keluar dari saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (
BBRI) dengan net
foreign sell sebesar Rp 3,9 triliun dalam lima hari terakhir.
Menyusul saham PT Barito Renewables Energy Tbk (
BREN) dengan
net sell sebesar Rp 1 triliun. Lalu saham PT Bank Mandiri Tbk (
BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA) dengan masing-masing
net sell Rp 919,2 miliar dan Rp 541,4 miliar.
Baca Juga: Wall Street Turun di Awal Perdagangan Senin, Investor Menunggu Komentar Powell Imbasnya, Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) tertekan dari derasnya
outflow investor asing. IHSG menutup perdagangan dengan melemah melemah 2,20% ke level 7.527,92 pada Senin (30/9). Aliran dana asing ditengarai sedang berpindah ke bursa saham China. Ini cermin dari pergerakan indeks di China, yaitu Shanghai Composite Index (SSEC) yang melonjak 8,06% dalam sehari. IHSG tak sendirian. Sejumlah indeks di regional juga mengalami tekanan. Indeks Nikkei 225 di Jepang terkoreksi 4,80%. Kemudian indeks Korea Selatan, KOSPI melemah 2,13%.
Baca Juga: Emiten Ramai Bentuk Perusahaan Patungan, Saham Berikut ini Layak Koleksi Senior Research Analyst Lotus Andalan Sekuritas Fath Aliansyah bilang pasti ada dana asing yang berpindah ke China karena efek stimulus yang digelontorkan oleh People Bank of China (PBoC). "Namun kembali lagi, kalau perekonomian China kembali membantu, maka Indonesia akan diuntungkan karena pasar ekspor Tanah Air besar," kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (30/9). Fath menilai pada Oktober, ada dua sentimen yang bisa menahan laju
outflow investor asing. Yakni, susunan kabinet baru dan potensi regulasi terkait
family office yang bisa menjadi katalis tambahan.
Baca Juga: Net Sell Asing Rp 3,1 Triliun Saat IHSG Tumbang 2,20% Hari Ini, BBRI Paling Besar Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus menambahkan, penurunan indeks di pasar China membuat valuasi saham di Negeri Tirai Bambu itu kian murah. Selain itu, di tengah kondisi IHSG yang sudah naik kencang, pasar China yang masih berada di level bawah akan lebih menarik bagi investor asing. Menurut Nico, perlu kekuatan baru bagi China untuk bisa bangkit. "Ini menjadi sinyal bagi investor asing, khususnya untuk masuk di harga rendah. Namun ini hanya sentimen sesaat karena fundamental China belum membaik dalam jangka pendek," katanya. Nico menilai tekanan
outflow dan koreksi pada IHSG, bisa dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi. Sambil memperhatikan level terendah dan sentimen yang ada.
Baca Juga: IHSG Anjlok 2,20%, Outflow di Emerging Markets Membayangi Pergerakan Pasar Saham Pilarmas Investindo Sekuritas memproyeksikan IHSG akan bergerak di level 7.450–7.590. Dari beberapa saham yang dilego asing, saham pilihannya jatuh pada BBRI dengan target harga di Rp 5.750, BMRI di Rp 7.850 dan BBCA di Rp 11.550. Investor juga bisa mencermati
PGAS dengan target harga di Rp 1.550,
JSMR di Rp 6.400. Sementara untuk
GOTO, kata Nico, secara teknikal target terdekat saham teknologi itu berada di level Rp 74 per saham. Sementara saham pilihan Fath jauh pada saham-saham perbankan
big banks. Kemudian
ADRO dengan katalis tambahan dari rencana
spin off anak usahanya dan GOTO. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati