Dana Asing Rp 23,34 Triliun Cabut dari Pasar Surat Utang Sejak Awal 2024



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Investor asing mengurangi penempatan dana di pasar surat utang Indonesia. Mereka mencari peruntungan di luar instumen surat utang.

Fixed Income Analyst Pefindo Ahmad Nasrudin melihat, pasar surat utang Indonesia bergerak datar (sideways) dalam beberapa minggu terakhir. Imbal hasil atau yield Surat Utang Negara (SUN) terpantau cenderung datar di sekitar 6,6% sejak akhir Januari 2023 hingga 15 Maret 2024.

Nasrudin mengatakan, pasar obligasi domestik saat ini sudah memasuki fase jenuh beli.  Harga obligasi kesulitan untuk bergerak naik lebih lanjut, sampai sinyal tentang kapan suku bunga mulai turun menjadi lebih jelas.


Investor asing sudah jenuh beli terlihat dari harga Surat Berharga Negara (SBN) yang terkoreksi cukup dalam, sejak Oktober tahun lalu yang kala itu yield 10 tahun berada di 7,11%. Persentasenya kemudian turun seiring dengan masuknya aliran masuk modal asing.

Total modal asing yang mengalir masuk mencapai Rp 34,18 triliun selama November 2023 hingga Januari 2024. Aliran masuk tersebut mendorong yield turun ke 6,48% pada Desember 2023, sebelum naik sedikit di akhir Januari 2024.

“Karena sudah memasuki jenuh beli, pasar membutuhkan stimulus baru untuk bergerak naik, yakni kepastian tentang kapan suku bunga diturunkan,” jelas Nasrudin kepada Kontan.co.id, Jumat (15/3) pekan lalu.

Baca Juga: Pemerintah Lelang Tujuh Seri Sukuk, Target Indikatif Rp 12 Triliun Selasa (19/3)

Sebagaimana diketahui, penurunan suku bunga berkorelasi negatif dengan harga obligasi. Suku bunga yang lebih rendah akan mendorong harga obligasi naik, sebaliknya yield akan turun.

Dalam kondisi ini, Nasrudin mengamati, asing kemudian mencari outlet baru di pasar saham.  Namun investor asing tidak serta merta keluar dari pasar modal domestik, melainkan beralih dari pasar SBN ke pasar saham Indonesia.

Misalnya, di Februari 2024, investor asing (non residen) membukukan jual bersih Rp 4,76 triliun di pasar surat utang pemerintah. Sebaliknya, asing terpantau membukukan beli bersih Rp 14,19 triliun di pasar saham.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), dari awal tahun hingga 14 Maret 2024, nonresiden jual neto Rp 23,34 triliun di pasar SBN, namun beli neto Rp 19,68 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 23,84 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Adapun jika dicermati transaksi selama pekan lalu pada 13-14 Maret 2024, dana dari investor asing tercatat beli neto di pasar SBN sebesar Rp 12,44 triliun. Di pasar saham, dana asing masuk sebanyak Rp 8,91 triliun. Sedangkan dana asing masuk ke instrumen SRBI sebesar Rp 0,37 triliun.

Baca Juga: Modal Asing Hengkang Rp 13,61 Triliun Pada Pekan Pertama Maret 2024

Terlepas dari itu, Nasrudin bilang, beruntungnya permintaan domestik terhadap instrumen SBN masih relatif solid. Kepemilikan asing saat ini juga sudah berkurang dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya.

Investor asing sekarang memiliki sekitar 14,20% dari total outstanding yang beredar di pasar sekunder, jauh turun dibandingkan dengan sebelum pandemi yang berkisar antara 30%-40%. Sehingga, meski investor asing membukukan jual bersih di pasar surat utang Indonesia, dampaknya terhadap yield juga relatif tidak terlalu signifikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat