KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan Jumat (28/2), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 1,50% ke level 5.452,70. Pelemahan ini melengkapi pergerakan indeks yang terkoreksi 7,30% dalam sepekan. Bersamaan, dana investor asing juga kabur dari pasar saham domestik. Melansir RTI Business, Jumat (28/2), asing mencatatkan
net sell sebanyak Rp 105,45 miliar. Jika ditarik sepekan ke belakang, jumlah dana asing yang lepas dari pasar ekuitas lebih dahsyat lagi. Tercatat, dana asing di pasar regular yang keluar dari bursa mencapai Rp 3,84 triliun hanya dalam sepekan.
Baca Juga: Kencangkan Sabuk Pengaman untuk Menghadapi Badai Besar di Bursa Saham Melansir data RTI, berikut ini merupakan 10 saham yang paling banyak dilepas asing dalam sepekan:
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), net sell Rp 1,41 triliun
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), net sell Rp 909,3 miliar
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), net sell Rp 824,1 miliar
- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), net sell Rp 477,9 miliar
- PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), net sell Rp 211,5 miliar
- PT Gudang Garam Tbk (GGRM), net sell Rp 104,3 miliar
- PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), net sell Rp 103,9 miliar
- PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), net sell Rp 86 miliar
- PT United Tractors Tbk (UNTR), net sell Rp 80,5 miliar
- PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), net sell Rp 54,8 miliar.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, aksi jual bersih terjadi karena asing menilai saat ini komoditas
safe haven seperti emas dianggap lebih menarik dan menguntungkan. Sehingga, pelaku pasar pun berpindah portofolio dari pasar saham ke komoditas emas.
Baca Juga: Meski Tengah Tertekan Efek Virus Corona, Pasar Obligasi Indonesia Tetap Menarik Senada, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai, kaburnya asing dari pasar saham disebabkan oleh kondisi pasar yang kurang kondusif. Salah satu penyebabnya adalah penyebaran virus corona (Covid-19) yang semakin meluas. “Memang kami perhatikan, asing melakukan
outflow dari pasar ekuitas dan kami perkirakan mereka melakukan pergeseran ke instrumen yang lebih aman,” kata Herditya kepada Kontan.co.id, Jumat (28/2). Data terbaru, virus yang diduga berasal dari kelelawar ini telah menyebar ke 45 negara di seluruh dunia dengan Jumlah korban tewas akibat mencapai 2.977 orang. Selain Covid-19, Herditya menilai aksi jual bersih yang dilakukan oleh investor asing juga disebabkan oleh kekhawatiran asing akan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga: Pendapatan Melesat Tapi Laba Bersih Cenderung Stagnan, Ini Rekomendasi Saham LQ45 Asal tahu, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini. Angka pertumbuhan ekonomi dunia untuk tahun 2019 dipangkas menjadi 2,9%, sementara untuk tahun 2020 diproyeksikan berada di level 3,3%. Sebelumnya, IMF memproyeksikan ekonomi dunia mampu tumbuh 3,4% pada tahun ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati