Dana bank di Bank Indonesia menurun tahun 2017



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan kredit membaik, dana perbankan yang parkir di Bank Indonesia (BI) menurun. Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, penempatan dana perbankan di BI mencapai Rp 700,77 triliun per Desember 2017 lalu. Jumlah ini menurun 2,37% dibanding tahun 2016 yang sebesar Rp 717,84 triliun.

Di sisi lain, total penempatan dana di surat utang meningkat 20,31% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1.035,33 triliun. Antara lain, dana bank yang ditempatkan di obligasi mencapai Rp 637,77 triliun per akhir 2017, meningkat 13,5% secara yoy.

Tahun ini, penempatan dana bank di BI diperkirakan makin menyusut. Apalagi di tahun 2018, proyeksi perekonomian Indonesia lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu. Alhasil, perbankan akan menarik likuiditasnya dari BI dan menyalurkan ke kredit.


Direktur Tresuri PT Bank Mandiri Tbk Darmawan Junaidi mengatakan, membaiknya kondisi ekonomi akan berdampak pada peningkatan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan kredit perbankan yang terkerek naik. "Indikator ekonomi utama Indonesia juga positif seperti angka inflasi yang terjaga rendah, current account deficit juga membaik," kata Darmawan, Jumat (23/2).

Meski begitu, Darmawan memprediksi, penurunan penempatan dana di BI tahun ini tidak akan sebesar tahun lalu, seiring penerapan financing to funding ratio (FFR) guna menyelaraskan perkembangan pembiayaan dunia usaha.

Perubahan konsep penghitungan rasio likuiditas tersebut akan membuat perbankan memperhitungkan likuiditas tak hanya dari pemberian kredit melainkan juga dari pembiayaan bersumber dari pasar modal.

Masih akan stabil

Darmawan menambahkan, kenaikan penempatan dana di surat utang pada tahun lalu, lebih merupakan strategi perbankan mengoptimalkan likuiditas.

Selain menjaga kondisi likuiditas, alasan lain adalah untuk mendongkrak perolehan pendapatan baik dari sisi fee based income maupun pendapatan bunga (interest income).

Informasi saja, penempatan dana Bank Mandiri di BI dan bank lain sampai dengan akhir tahun 2017 mencapai Rp 74,65 triliun, meningkat 1,3% secara tahunan.

Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk Hariyono Tjahjarijadi mengatakan, penempatan dana di surat utang meningkat juga karena ada perpindahan yield yang lebih tinggi bagi bank di surat utang. "Dengan perhitungan yang baru, surat utang korporasi bisa masuk perhitungan sebagai kredit yang diberikan. Selain itu, juga memberikan yield yang lebih tinggi," kata Hariyono.

SEVP Global Treasury PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Hexana Tri Sasongko menilai, penempatan dana di instrumen lebih panjang seperti obligasi dilakukan untuk meningkatkan imbal hasil perbankan. Ia memperkirakan, tren penempatan dana di surat utang pada tahun ini tidak akan jauh berbeda dengan posisi tahun 2017. Hanya saja, kenaikan suku bunga dollar AS di tahun 2018 perlu diwaspadai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie