Dana Brata Luhur (TEBE) kaji pemanfaatan batubara kalori rendah jadi pupuk asam humat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE) sedang mengkaji pemanfaatan batubara kalori rendah menjadi pupuk asam humat. Direktur Dana Brata Luhur Hendy Narindra Dewantoro mengatakan, aksi ini dilatarbelakangi banyaknya pasokan batubara berkalori rendah di lingkungan TEBE. Adapun kajian ini diharapkan bisa rampung akhir tahun ini.

“Kami mencoba untuk menjajaki karena sekitar kami banyak batubara yang berkalori rendah. Nah, kalau batubara kalori rendah ini bisa diubah menjadi pupuk, pasti akan menjadi nilai tambah daripada dijual hanya sebagai batubara,” ujar Hendy saat dihubungi Kontan.co.id,  Kamis (14/1).

Hendy mengatakan, peluang di bisnis ini cukup besar. Namun, salah satu aspek yang akan dicermati adalah terkait biaya produksi, apakah memang biaya produksinya melebihi pupuk kimia atau tidak. Hal ini akan berdampak pada  persaingan produk hingga harga jual jika dibandingkan dengan pupuk kimia.


Jikalau memang hasil kajian menunjukkan hasil yang prospektif, maka TEBE berencana akan membangun pabriknya kemudian. Adapun lokasinya akan dirancang sedekat mungkin dengan sumber bahan baku,  yakni yang dekat dengan penambang batubara.

Baca Juga: Pernah rugi, Direktur Dana Brata Hendy Narindra tekankan aspek fundamental investasi

“Karena kan ini terkait logistik, dimana ada unsur biaya. Jadi kami mendekat, yang paling baik itu kami mendekat dengan tambang batubaranya sebagai sumber bahan baku,” kata Hendy. Skema pendanaan saat ini masih dalam kajian, bisa berupa pembiayaan perbankan atau dengan rights issue.

Selain rencana merambah ke bisnis pupuk, TEBE juga sedang melakukan kajian untuk mengubah pelabuhan batubara menjadi Badan Usaha Pelabuhan (BUP) Konsesi. Hendy menuturkan, pengubahan ini guna memperluas cakupan bisnis TEBE, yang tidak hanya mengangkut batubara, tetapi juga bermacam komoditas seperti minyak sawit (CPO), barang lainnya, hingga penumpang.

Rencana ini juga masih dalam tahap kajian dan tahap mengurus perizinan, yang kemungkinan besar tahap ini akan rampung  di tahun 2022. Adapun pelabuhan yang akan ditransformasi merupakan pelabuhan di anak usaha TEBE, yakni PT Talenta Bumi.

Meski harga batubara saat ini tengah uptrend, Hendy mengaku pihaknya masih cukup hati-hati dalam memasang target. Untuk tahun ini, TEBE menargetkan volume barging sebesar 4 juta ton, naik dari realisasi tahun lalu yakni 3,53 juta ton. Pun demikian dengan peluang TEBE untuk merambah bisnis perdagangan batubara.

Baca Juga: Dana Brata Luhur (TEBE) tebar dividen Rp 5,14 miliar, catat jadwalnya

“Kami masih mengkaji lagi kemungkinan peluang usaha ini. Apakah kenaikan harga ini bisa berlanjut atau tidak. Karena Covid-19 sempat membuat permintaan batubara menurun,” sambung dia. Meski demikian, Hendy menegaskan TEBE sudah 100% untuk masuk ke segmen coal trading, baik dari segi kesiapan fasilitas hingga pelabuhan.

Untuk diketahui, TEBE semula merencanakan untuk masuk ke bisnis coal trading tahun lalu. Namun, pandemi Covid-19 membuat harga batubara terkikis sehingga emiten ini urung mengeksekusi wacana ini.

Untuk tahun ini, TEBE tidak mengalokasikan belanja modal (capex) khusus untuk ekspansi. Hal ini karena total kapasitas tahunan yang masih cukup, yakni hingga 18 juta metrik ton per tahun.

Sementara kapasitas yang terpakai sekarang baru 30% atau sekitar 5 jutaan ton saja. Adapun capex hanya berupa keperluan maintenance saja yang dialokasikan sebesar Rp 10 miliar. 

Baca Juga: Ini Strategi Dana Brata (TEBE) di Tengah Kelesuan Harga Batubara

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati