Dana buyback Bukit Asam tersisa Rp 1,9 triliun



JAKARTA. PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (Bukit Asam) getol menggelar pembelian kembali saham sendiri (buyback) sepanjang bulan Mei-Juni 2012. Aksi buyback ini dilakukan ketika saham emiten bersandi PTBA itu anjlok mengikuti tren Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Hananto B. Laksono, Sekretaris Perusahaan Bukit Asam, menuturkan, hingga akhir Juni 2012, total saham PTBA yang sudah dibeli sebanyak 9,67 juta saham. Harga rata-rata pembelian saham sebesar Rp 14.618 per saham. Dus, total dana yang telah digelontorkan Bukit Asam untuk buyback sekitar Rp 141,47 miliar.

Restu menggelar buyback saham sejatinya sudah dikantongi pengelola Bukit Asam sejak akhir tahun lalu. Namun, pelaksanaannya baru berlangsung kisaran Mei-Juni lalu. "Saat itu harga saham PTBA turun tajam hingga ke Rp 15.000 per saham, maka kami putuskan buyback," ujar Hananto, Selasa (3/7).


Sejak awal Mei 2012, tren harga saham PTBA terus merosot seiring jatuhnya harga komoditas batubara dan IHSG. Bandingkan saja, awal Mei lalu, banderol PTBA berada di kisaran Rp 17.000 per saham. Padahal sebelumnya banderol PTBA bertengger di Rp 20.000 per saham.

Manajemen Bukit Asam langsung menggelar buyback sebanyak 4,02 juta saham dengan harga rata-rata pembelian Rp 16.077 per saham.

Namun, tekanan pasar nan hebat makin menjatuhkan harga PTBA hingga ke level Rp 13.700, pada Juni Juni 2012. Aksi buyback terus gencar digelar dengan kuantitas pembelian mencapai 5,65 juta saham. Harga rata-rata buyback PTBA pada Juni mencapai Rp 12.573 per saham.

Dengan demikian, total saham yang telah dibeli kembali oleh perseroan setara dengan 8,4% dari target keseluruhan buyback. Dana pembelian kembali saham masih tersisa Rp 1,9 triliun, dari anggaran yang disiapkan sebesar Rp 2,04 triliun.

Hananto bilang, manajemen akan terus menggulirkan aksi korporasi ini. Bukit Asam akan menyetop dulu saat banderol PTBA di level Rp 17.000. Dalam penutupan perdagangan kemarin (3/7), PTBA ditutup naik 1,32% ke posisi Rp 15.400 per saham.

Milawarma, Direktur Utama Bukit Asam, menambahkan, saham-saham yang telah diakuisisi itu akan dicatat sebagai treasury stock. Bukit Asam memiliki rencana peralihan saham, di antaranya melalui penjualan lagi saham di bursa atau di luar bursa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ruisa Khoiriyah