Dana capex PLN dipotong hampir separuh, akibatnya banyak proyek kelistrikan tertunda



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara/PLN (Persero) meninjau kembali rencana proyek ketenagalistrikan. Sejumlah proyek bakal tertunda seiring dengan pemotongan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) di tahun ini.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengungkapkan, capex PLN dipangkas hampir separuh, dari yang semula sekitar Rp 100 triliun, kini menjadi Rp 53,9 triliun. Akibatnya, PLN pun harus melakukan penyesuaian rencana kerja, termasuk minilik kembali sejumlah proyek ketenagalistrikan.

Baca Juga: Indonesia state power company PLN cuts capex by nearly half this year


Zulkifli bilang, ada banyak rencana proyek yang akan ditunda. Sayangnya dia tak membeberkan secara detail proyek mana saja yang dimaksud. Dia menekankan penundaan akan diprooritaskan pada proyek yang belum berkontrak. Sedangkan untuk program kerja yang terkait operasional PLN dalam pelayanan ketenagalistrikan tetap akan menjadi prioritas.

"Ya lumayan banyak (proyek yang tertunda), yang penting yang belum berkontrak. Tapi kita akan pastikan walau pun penurunan (capex) cukup banyak itu operasional PLN akan kita jaga. Tidak akan kami tinggalkan, kami pastikan itu," kata Zulkifli saat ditemui selepas Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (25/6).

Menurut Zulkifli saat ini pihaknya tengah meninjau kembali rencana proyek kelistrikan menyesuaikannya dengan pertumbuhan beban listrik dan kondisi terkini di tengah pandemi covid-19.

Kata dia, proyek pembangunan infrastruktur kelistrikan seperti pembangkit, transmisi maupun gardu induk akan disesuaikan berdasarkan skala prioritas. Proyek yang dinilai urgen, tetap akan disediakan anggaran sesuai kebutuhan sehingga tetap akan dikejar untuk selesai di tahun ini.

Baca Juga: Tak ingin kolaps, PLN minta pemerintah segera bayar utang kompensasi Rp 45,42 triliun

"Proyek yang secara prioritas masih dapat ditunda kita lakukan dengan mitigasi yang baik, sehingga tidak berdampak signifikan terhadap sistem kelistrikan," jelasnya.

Asal tahu saja, dalam lima tahun terakhir PLN mengandalkan utang untuk biaya investasi. Menurut Zulkifli, keuangan internal PLN tidak mampu untuk membiayai belanja modal proyek kelistrikan, sehingga sepenuhnya mengandalkan utang.

Zulkifli memberikan gambaran, dalam setahun PLN membutuhkan capex sekitar Rp 100 triliun. Sehingga, sampai tahun 2019 utang PLN untuk biaya investasi ini sudah menyentuh sekitar Rp 500 triliun. "Lima tahun terakhir ini PLN membiayai investasinya dengan utang. Sebagai bankir, saya tahu itu tidak sehat," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .