Jakarta. Posisi dana menganggur dan mengendap di perbankan daerah (dana idle) per akhir semester pertama tahun ini sebesar Rp 214,67 triliun. Posisi tersebut lebih rendah Rp 31,51 triliun dari posisi akhir bulan sebelumnya sebesar Rp 246,18 triliun dan lebih rendah Rp 58,83 triliun dari posisi pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 273,49 triliun. Direktur Jenderal (Dirjen) Perimbangan Keuangan Kemkeu Boediarso Teguh Widodo mengatakan, berdasarkan jenis simpanannya, dana idle terbesar berupa giro sebesar Rp 137,2 triliun atau 63,9% dari total dana idle. Sementara sisanya dalam bentuk deposito senilai Rp 73,6 triliun atau 34,3% dan dana yang parkir di tabungan Rp 3,88 triliun atau 1,81%. "Di tingkat provinsi, simpanan pemda sebesar Rp 52,6 triliun, yang terdiri dari giro sebesar Rp 25,7 triliun atau 48,9%, deposito sebesar Rp 26,5 triliun atau 50,4% dan tabungan sebesar Rp 0,4 triliun atau 0,7%," kata Boediarso kepada KONTAN, Senin (25/7).
Sementara itu, posisi simpanan di perbankan kabupaten atau kota sebesar Rp 162,1 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari giro Rp 111,5 triliun atau 68,8%, deposito Rp 47,1 triliun atau 29,1%, dan tabungan Rp 3,5 triliun atau 2,2%. Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan menilai, terlambatnya pengeluaran pemerintah daerah menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi tahun ini. Ia melihat, pertumbuhan ekonomi tahun ini didorong oleh investasi, khusunya dari belanja pemerintah. Namun, belanja pemerintah pusat juga terkendala oleh seretnya penerimaan. Pihaknya memproyeksi, pertumbuhan ekonomi tahun ini hanya mencapai 5%. Proyeksi tersebut sedikit lebih tinggi dibanding tahun lalu yang hanya 4,79%. Berikut ini daerah dengan dana idle terbesar
DKI Jakarta Rp 13,95 triliun Jawa Barat Rp 8,03 triliun Jawa Timur Rp 3,95 triliun
Bogor Rp 1,91 triliun Badung Rp 1,66 triliun Bandung Rp 1,65 triliun
Medan Rp 2,27 triliun Surabaya Rp 1,85 triliun Tangerang Rp 1,63 triliun Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto