KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Petani kelapa sawit didorong menggunakan kredit komersial untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit. Kendati hal ini tidak mudah karena masih banyak kendala seperti legalitas lahan yang menghambat petani kelapa sawit mendapat pendanaan perbankan. Anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron, mengatakan, bila petani kelapa sawit mengandalkan dana dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) maka hal itu tidak efektif. Pasalnya, dana BPDP-KS relatif kecil rata-rata Rp 20 triliun setiap tahunnya. “Kelihatan besar tetapi dibandingkan dengan kebutuhan pendanaan pasti tidak cukup. Kita tarik dulu ke belakang apa saja manfaat sawit, jadi dana diarahkan untuk memperbesar manfaat itu,” kata Herman pada webinar Forum Diskusi Sawit Optimalkan Produktivitas Sawit Rakyat “Peluang dan Tata Cara Mendapatkan Dana Dukungan Sawit” yang diselenggarakan POPSI (Persatuan Organisasi Petani Sawit Indonesia) dan Media Perkebunan, Rabu (12/8).
Dana dari BPDP-KS seharusnya jadi stimulus agar petani naik kelas
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Petani kelapa sawit didorong menggunakan kredit komersial untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit. Kendati hal ini tidak mudah karena masih banyak kendala seperti legalitas lahan yang menghambat petani kelapa sawit mendapat pendanaan perbankan. Anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron, mengatakan, bila petani kelapa sawit mengandalkan dana dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) maka hal itu tidak efektif. Pasalnya, dana BPDP-KS relatif kecil rata-rata Rp 20 triliun setiap tahunnya. “Kelihatan besar tetapi dibandingkan dengan kebutuhan pendanaan pasti tidak cukup. Kita tarik dulu ke belakang apa saja manfaat sawit, jadi dana diarahkan untuk memperbesar manfaat itu,” kata Herman pada webinar Forum Diskusi Sawit Optimalkan Produktivitas Sawit Rakyat “Peluang dan Tata Cara Mendapatkan Dana Dukungan Sawit” yang diselenggarakan POPSI (Persatuan Organisasi Petani Sawit Indonesia) dan Media Perkebunan, Rabu (12/8).