NEW YORK. Cobaan yang harus dihadapi oleh perbankan Eropa kian berat saja. Setelah dililit masalah krisis utang Eropa, bank di kawasan tersebut harus menghadapi tren penarikan dana deposito besar-besaran oleh para nasabah yang ingin mengamankan kekayaannya. Kondisi ini bisa memperburuk kondisi ekonomi dan finansial di Eropa. Asal tahu saja, dana yang dirilis Bank of Greece menunjukkan, tingkat deposito ritel dan institusi di perbankan Yunani anjlok 19% dalam setahun terakhir. Bahkan di Irlandia, penurunannya mencapai 40% dalam kurun waktu 18 bulan.Di Jerman, data Bank Sentral Eropa menunjukkan, sejak awal tahun 2010, tingkat deposito oleh institusi finansial anjlok 21% dan 24% sejak September 2008. Sedangkan di Prancis, tingkat deposito oleh institusi finansial turun 6% sejak Juni 2010. Sementara, tingkat deposito oleh institusi finansial di Spanyol jeblok 14% sejak Mei 2010. Sementara itu, perusahaan finansial Uni Eropa juga membatasi pinjaman antar bank. Kondisi ini kian diperburuk oleh adanya pemangkasan investasi oleh hedge fund AS di bank-bank Jerman, Prancis, dan Spanyol. Tidak hanya disitu masalah yang harus dihadapi bank Eropa. Meskipun Bank Sentral Eropa sudah menggelontorkan dana senilai 500 miliar euro, namun, perbankan di Eropa memangkas pengucuran kredit. Hal ini tentunya akan memperlambat pertumbuhan ekonomi di negaranya masing-masing. Selain itu, mereka juga harus membayar lebih besar agar nasabah tertarik untuk mendepositokan uangnya, dengan menawarkan bunga lebih tinggi sehingga akan secara otomatis akan menggerus laba perusahaan. "Kecemasan tingkat tinggi sudah menghantui sektor finansial Eropa. Hal tersebut menunjukkan, perbankan Eropa sudah tidak mempercayai satu sama lainnya. Kondisi ini hampir sama dengan kejadian global pada 2008 lalu," papar Kash Mansori, senior economist Experis Finance di Charlotte, North Carolina.
Dana deposito di bank Eropa banyak yang kabur!
NEW YORK. Cobaan yang harus dihadapi oleh perbankan Eropa kian berat saja. Setelah dililit masalah krisis utang Eropa, bank di kawasan tersebut harus menghadapi tren penarikan dana deposito besar-besaran oleh para nasabah yang ingin mengamankan kekayaannya. Kondisi ini bisa memperburuk kondisi ekonomi dan finansial di Eropa. Asal tahu saja, dana yang dirilis Bank of Greece menunjukkan, tingkat deposito ritel dan institusi di perbankan Yunani anjlok 19% dalam setahun terakhir. Bahkan di Irlandia, penurunannya mencapai 40% dalam kurun waktu 18 bulan.Di Jerman, data Bank Sentral Eropa menunjukkan, sejak awal tahun 2010, tingkat deposito oleh institusi finansial anjlok 21% dan 24% sejak September 2008. Sedangkan di Prancis, tingkat deposito oleh institusi finansial turun 6% sejak Juni 2010. Sementara, tingkat deposito oleh institusi finansial di Spanyol jeblok 14% sejak Mei 2010. Sementara itu, perusahaan finansial Uni Eropa juga membatasi pinjaman antar bank. Kondisi ini kian diperburuk oleh adanya pemangkasan investasi oleh hedge fund AS di bank-bank Jerman, Prancis, dan Spanyol. Tidak hanya disitu masalah yang harus dihadapi bank Eropa. Meskipun Bank Sentral Eropa sudah menggelontorkan dana senilai 500 miliar euro, namun, perbankan di Eropa memangkas pengucuran kredit. Hal ini tentunya akan memperlambat pertumbuhan ekonomi di negaranya masing-masing. Selain itu, mereka juga harus membayar lebih besar agar nasabah tertarik untuk mendepositokan uangnya, dengan menawarkan bunga lebih tinggi sehingga akan secara otomatis akan menggerus laba perusahaan. "Kecemasan tingkat tinggi sudah menghantui sektor finansial Eropa. Hal tersebut menunjukkan, perbankan Eropa sudah tidak mempercayai satu sama lainnya. Kondisi ini hampir sama dengan kejadian global pada 2008 lalu," papar Kash Mansori, senior economist Experis Finance di Charlotte, North Carolina.