Dana EFSF naik jadi 1 triliun euro, utang Yunani bisa dipotong 60%



BERLIN. Uni Eropa terus berusaha keras agar tak tenggelam dalam putaran krisis keuangan. Kanselir Jerman, Angela Merkel semalam memastikan dana penyelamatan Eropa atau the European Financial Stability Facility (EFSF) akan dinaikkan menjadi 1 triliun euro.

Majalah Jerman yaitu Der Speigel juga melaporkan bahwa Merkel menyatakan Uni Eropa berencana memangkas utang Yunani hingga 60%. Namun, skenario pembahasan ini belum terlalu jelas dan besaran porsi tersebut bisa berubah karena tengah didiskusikan.

Masih dari sumber yang sama, rekapitalisasi perbankan Eropa diprediksi bisa mencapai 100 miliar euro dan bank di Jerman sebesar 5,5 miliar euro. Karena kondisi ekonomi Eropa akan terguncang cukup keras, otoritas mewajibkan perbankan untuk menaikkan modal menjadi minimal 9% dan harus mempersiapkan langkah write-down apabila utang Yunani benar-benar dipotong.


Memang, penentuan seberapa besar dana EFSF ini melewati perdebatan yang sengit antar oposisi di Eropa. Presiden Prancis Nicolas Sarkozy misalnya, kembali menghadapi sikap oposisi Jerman atas upaya menggunakan dana Bank Sentral Eropa yang tak terbatas untuk melawan krisis. Sebaliknya, zona euro menyatakan bisa berpaling ke negara-negara berkembang seperti China dan Brasil untuk membantu memulihkan pasar obligasi yang tengah terpuruk.

Euro bisa kembali tergoncang

Para pemimpin Uni Eropa membuat beberapa kemajuan dengan membuat strategi yang cukup ekstrem dalam memerangi krisis zona euro. Otoritas juga mulai mendekati kata sepakat terkait rekapitalisasi bank dan tentang bagaimana meningkatkan dana penyelamatan agar krisis tak menular ke pasar obligasi yang tengah terpuruk.

Tapi, keputusan akhir tersebut ditangguhkan hingga pertemuan puncak kedua yang akan diselenggarakan pada Rabu besok.

“Yang terjadi di pasar saat ini adalah mereka khawatir jika terjadi penundaan pelaksanaan rencana penuntasan krisis pada pertemuan besok, potensi kejatuhan euro lebih lanjut bakal menghantui Eropa,” pendapat analis Valbury Asia Futures, Erwin Poernomo, Selasa (25/10).

Di sisi lain, rilis data ekonomi Eropa menunjukkan bahwa perekonomian kawasan tersebut berpotensi kembali memburuk setelah data PMI sektor manufaktur dan jasa mengalami kontraksi untuk kedua kalinya secara berturut-turut di Oktober 2011. Sedangkan order baru sektor industri dalam basis tahunan meningkat di atas ekspektasi pada Agustus, meskipun kondisi ini belum bisa menghentikan penurunan di akhir tahun.

Perekonomian yang terus memburuk inilah yang membuat para pejabat Eropa terus berembuk. Pejabat Eropa menyatakan Prancis dan Jerman hampir sepakat mengenai bagaimana menggunakan dana EFSF.

Editor: