JAKARTA. Nasabah asuransi jiwa di Tanah Air kelihatannya semakin lihai dalam menggemukkan dana mereka. Buktinya, penempatan dana investasi industri asuransi jiwa di reksadana semakin gemuk. Bahkan, saat ini alokasi investasi di reksadana mendominasi jika dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), dari jumlah investasi Rp 318,873 triliun, sebanyak 30,4% atau sebesar Rp 97,001 triliun di antaranya diparkir di reksadana pada akhir tahun lalu. Jumlah itu membengkak jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni 29% atau sebesar Rp 73,395 triliun. Penempatan dana investasi terbanyak kedua, yaitu di keranjang saham sebanyak 27,5% atau Rp 87,626 triliun. Diikuti oleh surat utang 21,7% atau sebesar Rp 69,140 triliun, deposito 16,5% atau sekitar Rp 52,711 triliun. Sedangkan sisanya tersebar di properti, partisipasi langsung, dan lain-lainnya.
Dana investasi asuransi di reksadana semakin gemuk
JAKARTA. Nasabah asuransi jiwa di Tanah Air kelihatannya semakin lihai dalam menggemukkan dana mereka. Buktinya, penempatan dana investasi industri asuransi jiwa di reksadana semakin gemuk. Bahkan, saat ini alokasi investasi di reksadana mendominasi jika dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), dari jumlah investasi Rp 318,873 triliun, sebanyak 30,4% atau sebesar Rp 97,001 triliun di antaranya diparkir di reksadana pada akhir tahun lalu. Jumlah itu membengkak jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni 29% atau sebesar Rp 73,395 triliun. Penempatan dana investasi terbanyak kedua, yaitu di keranjang saham sebanyak 27,5% atau Rp 87,626 triliun. Diikuti oleh surat utang 21,7% atau sebesar Rp 69,140 triliun, deposito 16,5% atau sekitar Rp 52,711 triliun. Sedangkan sisanya tersebar di properti, partisipasi langsung, dan lain-lainnya.