KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah investasi lini asuransi jiwa di Tanah Air tampak mengalami penurunan tipis di sepanjang paruh pertama atau semester I 2023. Melihat dari tiga besar instrumen investasi, hanya reksadana yang terkoreksi cukup dalam. Menilik data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah investasi asuransi jiwa turun 0,76%
year on year (YoY) menjadi Rp 516,73 triliun di Juni 2023 dibandingkan Juni 2022 sebesar Rp 520,68 triliun. Adapun tiga besar instrumen investasi tersebut di antaranya saham yang meningkat sebesar 8,76% YoY menjadi Rp 149,34 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 137,31 triliun.
Berikutnya instrumen investasi surat berharga negara RI (SBN RI) meningkat 28,17% YoY menjadi Rp 151,30 triliun di Juni 2023, dibandingkan Juni 2022 sebesar Rp 118,05 triliun.
Baca Juga: Pendapatan Premi Sinarmas MSIG Life Turun di Semester I-2023, Ini Penyebabnya Kemudian reksadana yang mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 34,82% YoY menjadi Rp 92,59 triliun di Juni 2023, dibandingkan Juni 2022 nilainya mencapai Rp 142,06 triliun. Lantas bagaimana investasi yang dilakukan para pemain asuransi jiwa sejauh ini? PT BNI Life Insurance (BNI Life) membukukan jumlah investasi sebesar Rp 21,78 triliun per Juli 2023 meningkat 9,56%, jika dibandingkan periode Juli 2022 yang sebesar Rp 19,87 triliun. Plt. Direktur Utama BNI Life Eben Eser Nainggolan menyebutkan bahwa alokasi investasi di instrumen reksadana sendiri mencapai 28%, baik untuk produk tradisional maupun
unitlink. “Mayoritas alokasi di Reksadana Pendapatan Tetap. Dengan adanya surat edaran OJK (SEOJK) nomor 5 dan peraturan OJK (POJK) nomor 5 tentang PAYDI atau
unitlink secara
year to date (YtD) alokasi Reksadana kami menurun sebesar 5%,” ujar Eben kepada Kontan.co.id, Selasa (22/8). Berdasarkan laporan keuangan, investasi pada instrumen reksadana BNI Life terkoreksi 24,51% YoY menjadi Rp 6,63 triliun pada Juli 2023, dibandingkan Juli 2022 yang sebesar Rp 8,78 triliun. Sementara investasi pada instrumen SBN RI meningkat 42,25% menjadi Rp 9,40 triliun di Juli 2023, dibandingkan Juli 2022 yang sebesar Rp 6,61 triliun. Kemudian investasi pada instrumen saham BNI Life meningkat pesat sebesar 139,7% menjadi Rp 1,71 triliun di Juli 2023, dibandingkan Juli 2022 yang hanya sebesar Rp 714,42 miliar.
Baca Juga: IFG Life Tidak Berencana Mengurangi Jumlah Agen Asuransinya “Untuk instrumen saham saat ini pada kisaran 7,5% termasuk
unitlink saham, sedangkan untuk obligasi memiliki porsi paling besar di kisaran 60%,” terang Eben. Sementara itu, Direktur Utama PT Asuransi BRI Life Iwan Pasila mengatakan bahwa total investasi non produk
unitlink BRI Life mencapai Rp 15,2 triliun per Juni 2023, tumbuh di atas 15% YoY.
“Kami menempatkan investasi sesuai dengan kebijakan investasi yang sudah kami tetapkan di awal tahun. Kebijakan investasi ini disusun berdasarkan karakteristik kewajiban yang ada, tingkat likuiditas yang diinginkan, kualitas aset, dan optimalisasi hasil investasi,” katanya kepada Kontan. Iwan menjelaskan bahwa penempatan investasi pada instrumen reksadana hanya di bawah 10%, surat utang negara (SUN) mencapai sekitar 65%, obligasi sekitar 14% dan deposito sekitar 10%. “Sampai dengan Juni 2023 hasil investasi terbesar berasal dari SUN sekitar Rp 355 miliar dari total Rp 483 miliar,” tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi