Dana investasi Dapen terkerek kenaikan IHSG



JAKARTA. Industri dana pensiun berhasil membukukan pertumbuhan dana investasi dobel digit hingga Oktober 2016. Kenaikan pasar saham menjadi salah satu pendorong kinerja industri dana pensiun.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Oktober 2016, industri dana pensiun mengelola dana investasi sebesar Rp 226,7 triliun. Angka ini naik 13,9% secara year to date.

Bila dirinci, industri dana pensiun pemberi kerja (DPPK) mengantongi dana kelolaan sebesar Rp 166,6 triliun. Posisi ini tumbuh 9,8% dari akhir tahun kemarin yang sebesar Rp 151,6 triliun.


Dari jumlah dana investasi tersebut, kelolaan DPPK manfaat pasti masih mendominasi yakni mencapai Rp 140,6 triliun. Sedangkan dana yang dikelola DPPK iuran jumlahnya Rp 26 triliun.

Dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) juga tak kalah menterengnya. Sampai 10 bulan pertama tahun ini, dana investasi yang dikelola DPLK Rp 60 triliun. Jumlah dana investasi DPLK ini bertambah 26,8% dari posisi akhir 2015 yang baru sebanyak Rp 47,3 triliun.

Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Mudjiharno Sudjono menyebut, mekarnya dana kelolaan dapen didorong tren positif di pasar modal. "Terutama naiknya IHSG di September dan Oktober," kata dia.

Menurut Mudjiharno, sekitar 62%-65% total dana investasi DPPK masih diparkir di instrumen investasi yang terkait pasar modal. Mulai dari saham, reksadana, obligasi korporasi sampai sukuk.

Maka saat pasar modal bergairah, kinerja investasi pun ikut terkantrol. Sedangkan saat pasar lesu, pertumbuhan dana investasi juga terseret. Di segmen DPLK, pertumbuhan dana kelolaan juga terdorong oleh bisnis program pensiun untuk kompensasi pesangon (PPUKP).

Sejak awal tahun ini, pertumbuhan PPUKP yang dikelola DPLK mencatatkan lonjakan dana.

Wakil Ketua Perkumpulan DPLK Nur Hasan Kurniawan menyebut, sampai penghujung 2015, porsi aset dari PPUKP masih di 10% dari total aset DPLK pada saat itu. Namun saat ini kontribusi dari PPUKP lebih dari 20%.

Selain itu, pertumbuhan program pensiun yang dijalankan DPLK pun meningkat seiring upaya pelaku usaha menarik lebih banyak lagi peserta. "Edukasi masih menjadi kunci untuk meningkatkan jumlah peserta," ujar dia.

Potensi bisnis DPLK masih terbuka lebar dengan tingginya rasio pekerja yang belum tersentuh persiapan pensiun. Baru 5% dari 120 juta pekerja di Indonesia mempersiapkan dana pensiun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie