JAKARTA. Hasil investasi Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan terkena imbas gejolak pasar modal. Maklum, sebagian portofolio BPJS Ketenagakerjaan ditanam di pasar modal. Namun, Pramudya Iriawan Buntoro, Assistant Vice President Aktuaris BPJS Ketenagakerjaan mengatakan, dampak yang dirasakan belum besar terhadap keseluruhan dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan. Menurutnya, dana kelolaan per Juli 2015 secara nominal belum menunjukkan penurunan. Hingga Juli 2015, dana kelolaan untuk program jaminan hari tua (JHT) sebanyak Rp 170 triliun.
"Memang ada dampak pelemahan pasar saham namun masih terbantu oleh akumulasi iuran baru. Meski demikian, manfaat kepesertaan (imbal hasil) tidak berkurang," ujar Pramudya, Selasa (25/8). BPJS Ketenagakerjaan mengaku sudah mengatur ulang portofolio. Dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan yang cukup besar diakui tidak memungkinkan memindahkan portofolio (switching) dalam porsi besar sekaligus. Perubahan portofolio sudah dilakukan secara bertahap dengan mengurangi penempatan pada instrumen pasar modal. "Kebijakan kami adalah review portofolio setiap tiga bulan sekali. Makin lama, makin pendek di review-nya," imbuh Pramudya. Sebelumnya, BPJS Ketenagakerjaan mengaku telah mengurangi porsi investasi di saham. Semula investasi di saham sebesar 22% dari total dana kelolaan, kini menjadi 18%.