Dana Kampanye Cukup Besar, Bisa Jadi Daya Dorong Pertumbuhan Ekonomi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki tahun pemilihan umum (Pemilu), biasanya akan ada semarak kampanye para kandidat. 

Pun pada Pemilu tahun 2024, para kandidat akan melakukan kampanye yang dimulai pada kuartal IV-2023 hingga beberapa waktu sebelum Pemilu yang dilaksanakan pada Februari 2024. 

Kepala Riset Grup DBS Maynard Arif mengungkapkan, dalam kampanye pasti masing-masing kandidat menggelontorkan dana. Bahkan bukan dana dengan nominal kecil. 


Berdasarkan hitungan kasar DBS dan juga menilik waktu-waktu sebelumnya, Maynard mengungkapkan dana yang digelontorkan akan mencapai triliunan rupiah.

Baca Juga: Inflasi Diproyeksi Menuju di Bawah 3%, Sejumlah Hal Ini Perlu Diwaspadai  

Ini terdiri dari dana yang dikeluarkan oleh kandidat Presiden yang kurang lebih mencapai Rp 5 triliun. Kemudian dana kandidat Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang kurang lebih Rp 1 miliar. 

Pun kandidat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) diperkirakan merogoh kocek sekitar Rp 500 juta dan DPRD II sekitar Rp 100 juta. 

Dengan dana yang digelontorkan oleh pihak-pihak tersebut, Maynard memperkirakan akan ada tambahan terhadap pertumbuhan ekonomi di era kampanye. 

"Bila dikalkulasi, ada tambahan sekitar 0,1% hingga 0,2% produk domestik bruto (PDB) pada kuartal yang terjadi Pemilu," tutur Maynard saat ditemui Kontan.co.id, Kamis (3/8) di Jakarta. 

Gelontoran dana tersebut juga akan digunakan untuk keperluan kampanye terkait konsumsi, barang-barang, maupun transportasi. 

Baca Juga: KSSK Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap Solid, Ini Faktor Pendukungnya

Yang tentu saja akan menguntungkan vendor. Apalagi, bila vendor yang digunakan adalah usaha mikro kecil menengah (UMKM). 

Hanya saja, dampak dari Pemilu ini hanya akan sesaat. Maynard bilang, hal yang paling penting saat ini adalah bagaimana para kandidat yang nantinya terpilih mampu untuk mendorong roda pertumbuhan ekonomi juga kesejahteraan rakyat jangka menengah panjang. 

Lebih lanjut, Maynard kembali menekankan, pengeluaran tersebut adalah perhitungan kasar darinya yang dihimpun dari berbagai sumber. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi