JAKARTA. Dana pensiun (Dapen) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) berhasil membukukan dana kelolaan yang terhitung besar, yakni Rp 11 triliun. "Kami nomor 2 terbesar setelah PT Telkom," ucap Direktur Dapen BRI, Yusuf Nawawi, Senin, (13/5). Ia menyebut bahwa setiap tahunnya, dana kelola tersebut tumbuh sekitar 10%. Jumlah dana kelolanya dikumpulkan dari 50.000 peserta. Ini dari 20.000 anggota pensiunan dan 30.000 yang masih aktif dalam pekerjaannya. Nantinya, penempatan dana atau arahan investasi itu diatur pada obligasi negara sebesar 40%, pasar modal saham 25%, reksadana 14%, kemudian sisanya penyertaan saham di anak perusahaan, deposito, serta tanah dan bangunan. Yusuf menyebut bahwa penyertaan langsung ke 10 anak perusahaan sejumlah 3%. "Kita jadi pemegang saham mayoritas, asuransi kerugian, asuransi jiwa Bringin Life, konstruksi, dan klinik juga ada," katanya. Namun, memang ada batasan dari Menteri Keuangan untuk hanya berinvestasi 1-3% pada deposito serta tanah dan bangunan yakni 2%. Ini dikarenakan suku bunganya yang kecil. Target Return on Investment (ROI) dapen BRI yakni sekitar 10% setiap tahunnya. Di 2012 lalu, hasil investasinya yakni Rp 1,1 triliun. Yusuf mengatakan, kondisi pasar saat ini sedang tinggi di saham, pasar modal pun sedang bergirah. Saat ini, saham yang berporsi sekitar 25% sedang diarahkan menjadi 30%. Kemudian penempatan di obligasi diturunkan. Lalu penyertaan modal pada anak usaha maksimal 15%. Setiap tahun, dapen BRI membayar pensiun sekitar Rp 550 miliar untuk 20.000 orang pensiunan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Dana kelola dapen BRI mencapai Rp 11 triliun
JAKARTA. Dana pensiun (Dapen) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) berhasil membukukan dana kelolaan yang terhitung besar, yakni Rp 11 triliun. "Kami nomor 2 terbesar setelah PT Telkom," ucap Direktur Dapen BRI, Yusuf Nawawi, Senin, (13/5). Ia menyebut bahwa setiap tahunnya, dana kelola tersebut tumbuh sekitar 10%. Jumlah dana kelolanya dikumpulkan dari 50.000 peserta. Ini dari 20.000 anggota pensiunan dan 30.000 yang masih aktif dalam pekerjaannya. Nantinya, penempatan dana atau arahan investasi itu diatur pada obligasi negara sebesar 40%, pasar modal saham 25%, reksadana 14%, kemudian sisanya penyertaan saham di anak perusahaan, deposito, serta tanah dan bangunan. Yusuf menyebut bahwa penyertaan langsung ke 10 anak perusahaan sejumlah 3%. "Kita jadi pemegang saham mayoritas, asuransi kerugian, asuransi jiwa Bringin Life, konstruksi, dan klinik juga ada," katanya. Namun, memang ada batasan dari Menteri Keuangan untuk hanya berinvestasi 1-3% pada deposito serta tanah dan bangunan yakni 2%. Ini dikarenakan suku bunganya yang kecil. Target Return on Investment (ROI) dapen BRI yakni sekitar 10% setiap tahunnya. Di 2012 lalu, hasil investasinya yakni Rp 1,1 triliun. Yusuf mengatakan, kondisi pasar saat ini sedang tinggi di saham, pasar modal pun sedang bergirah. Saat ini, saham yang berporsi sekitar 25% sedang diarahkan menjadi 30%. Kemudian penempatan di obligasi diturunkan. Lalu penyertaan modal pada anak usaha maksimal 15%. Setiap tahun, dapen BRI membayar pensiun sekitar Rp 550 miliar untuk 20.000 orang pensiunan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News