Dana kelolaan (AUM) industri reksadana pada November berpotensi tembus Rp 530 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akhir tahun di depan mata, tren positif pertumbuhan dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) industri reksadana terus berlanjut. Risk appetite investor pun belum surut, sehingga reksadana berbasis saham dan obligasi sama-sama mencatatkan kenaikan AUM yang cukup signifikan. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana. Ia menyebut, data Infovesta Utama menunjukkan AUM industri reksadana pada November mencapai Rp 520,48 triliun. Namun, jumlahnya masih akan bisa naik, karena masih ada satu produk DIRE yang nilai AUM-nya belum dimasukkan.

“Sampai saat ini laporannya belum masuk, tapi DIRE tersebut AUM-nya bisa mencapai Rp 11 triliun, sehingga ketika dijumlahkan, AUM industri reksadana pada November bisa menembus Rp 530 triliun. Jumlah ini merupakan yang tertinggi pada tahun ini,” kata Wawan kepada Kontan.co.id, Selasa (8/12).


Jika AUM pada November dapat menembus RPp 530 triliun, maka nilai pertumbuhannya setidaknya mencapai 3,15% dibanding AUM Oktober yang sebesar Rp 513,82 triliun. Wawan menjelaskan, kenaikan AUM didorong oleh aksi net subscription pada reksadana berbasis saham dan reksadana pendapatan tetap.

Baca Juga: Berikut reksadana paling kuat di tahun ini dan prospeknya di tahun depan

“Hal ini tidak terlepas dari masih terus membaiknya kinerja instrumen investasi. Kita lihat, rally IHSG masih terus berlanjut seiring berita mengenai perkembangan vaksin. Sementara untuk obligasi, walau penguatan yieldnya cenderung terbatas, (obligasi) masih jadi primadona untuk saat ini,” imbuh Wawan.

Dari seluruh jenis reksadana, reksadana Exchange Traded Fund (ETF) tercatat berhasil menjadi reksadana dengan pertumbuhan paling tinggi, yakni 9,89% secara bulanan menjadi Rp 15,55 triliun. Kemudian disusul oleh reksadana indeks yang tercatat naik 9,81% menjadi Rp 9,63%.

Sementara AUM reksadana saham berhasil tumbuh 7,31% dari Rp 105,76 triliun menjadi Rp 113,49 triliun per November kemarin. Sedangkan reksadana campuran juga tercatat naik 7,34% dari Rp 24,24 triliun menjadi Rp 26,02 triliun.

Adapun reksadana pendatapan tetap juga berhasil membukukan kenaikan AUM sebesar 6,27% menjadi Rp 120,11 triliun. Sedangkan reksadana pasar uang tercatat memiliki AUM Rp 89,43 triliun atau naik 1,94%.

Tercatat, hanya reksadana terproteksi yang justru mengalami penurunan AUM, yakni sebesar 1,57% menjadi Rp 138,99 triliun. Ini menjadikan penurunan AUM reksadana terproteksi selama tiga bulan berturut-turut.

“Penurunan AUM reksadana terproteksi disebabkan ada beberapa produk yang jatuh tempo, namun Manajer Investasi (MI) belum menerbitkan produk baru untuk menggantikannya. Jadi kemungkinan sebagian dananya dialihkan ke reksadana jenis lain,” ungkap Wawan.

Sementara itu, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengungkapkan bahwa AUM Panin AM juga mengalami kenaikan. Per November, total AUM-nya telah mencapai Rp 13,24 triliun atau naik 9,88% dari bulan sebelumnya yang sebesar Rp 12,05 triliun.

“AUM reksadana saham menjadi yang paling tinggi pertumbuhannya, dari Rp 5,01 triliun pada Oktober menjadi Rp 5,91 triliun pada bulan ini, atau naik hingga 17,96%. Kenaikan AUM reksadana saham tersebut dikarenakan harga saham yang menjadi aset dasar juga mengalami kenaikan, ditambah lagi terjadi aksi net subscription,” ujar Rudiyanto.

Baca Juga: Ini sentimen yang akan pengaruhi kinerja reksadana di tahun 2021

Rudiyanto meyakini tren pertumbuhan AUM di Panin AM masih akan terjadi pada bulan Desember ini. Hanya saja, ia tidak yakin, bahwa target AUM Panin AM di awal tahun yang sebesar Rp 15 triliun dapat tercapai. Menurutnya, kemungkinan besar Panin AM hanya akan mampu mengumpulkan dana kelolaan sebesar Rp 13,5 triliun - Rp 14 triliun.

Sementara Wawan memperkirakan tren pertumbuhan AUM masih akan terus berlanjut pada Desember. Ia optimistis pada tahun ini, AUM industri reksadana dapat menembus Rp 535 triliun – Rp 540 triliun.

Apalagi, pada bulan ini akan ada momen window dressing sehingga AUM reksadana saham berpeluang mengalami penguatan yang cukup signifikan.

“Jika dilihat, IHSG kan masih terus menanjak, apalagi ada window dressing, jadi AUM reksadana berbasis saham akan kembali mencatatkan kenaikan yang signifikan pada bulan ini. Baru kemudian reksadana pendapatan tetap akan mengekor, bagaimanapun obligasi masih jadi primadona di tengah tren suku bunga acuan yang rendah,” imbuh Wawan.

Selanjutnya: Simak proyeksi kinerja reksadana di tahun depan dari Mandiri Manajemen Investasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi