KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan atau
asset under management (AUM) di sejumlah perusahaan Manajer Investasi (MI) terus menunjukkan pertumbuhan positif. Hal ini didorong oleh kenaikan imbal hasil (
return) reksadana yang dipengaruhi tren penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) dan The Fed, serta preferensi investor terhadap aset konservatif di tengah ketidakpastian global. Kinerja STAR Asset Management
Direktur Utama STAR Asset Management (STAR AM) Hanif Mantiq mengungkapkan bahwa hingga Oktober 2024, total dana kelolaan STAR AM mencapai Rp 9,08 triliun. Perusahaan ini menduduki peringkat ke-17 dari 85 Manajer Investasi aktif di Indonesia.
Baca Juga: Dana Kelolaan STAR AM Capai Rp 18,9 Triliun Hingga September 2024 Dana kelolaan STAR AM tumbuh 3,73% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp 8,75 triliun. Secara
year-to-date (YTD), dana kelolaan STAR AM meningkat 30,94% dari Rp 6,93 triliun pada akhir 2023. Hanif mencatat reksadana pendapatan tetap menjadi kelas aset dengan pertumbuhan AUM tertinggi, meningkat 84,03% dari Rp 4,21 triliun pada Desember 2023 menjadi Rp 7,75 triliun di akhir Oktober 2024. "Ketidakpastian geopolitik global akibat perang dan pemilihan presiden di AS serta Indonesia membuat investor cenderung memilih aset konservatif seperti reksadana pendapatan tetap," jelas Hanif, Senin (18/11). Reksadana pendapatan tetap juga mencatatkan kenaikan
return sebesar 1,24% secara
year-on-year (YoY) menjadi 5,69% pada Oktober 2024. Untuk mendukung pertumbuhan AUM, STAR AM memperbesar porsi
corporate bonds hingga 80-90% pada produk unggulan seperti STAR Stable Income Fund, STAR Stable Amanah Sukuk, dan STAR Fixed Income. Selain itu, STAR AM juga memperluas pemasaran melalui aplikasi digital untuk meningkatkan pangsa pasar.
Baca Juga: Suku Bunga Dipangkas, STAR Asset Management Lihat Peluang Cerah Sektor Perbankan Kinerja Henan Putihrai Asset Management PT Henan Putihrai Asset Management (HPAM) juga mencatatkan pertumbuhan positif dengan dana kelolaan mencapai Rp 10 triliun pada Oktober 2024, naik 26,92% secara YoY. Head of Business Development HPAM, Reza Fahmi Riawan, menyebutkan bahwa reksadana saham menjadi instrumen yang mendominasi AUM, disusul oleh reksadana pasar uang. Produk unggulan seperti HPAM Ultima Ekuitas tumbuh 9,11% secara YoY, sementara HPAM Ekuitas Syariah Berkah meningkat 27,07% pada periode yang sama.
Baca Juga: Dana Kelolaan Industri Reksadana Meningkat, Ditopang Pemangkasan Suku Bunga "Lalu untuk instrumen yang mendominasi juga termasuk produk reksadana saham, diikuti oleh reksadana pasar uang yaitu HPAM Ultima Money Market, sejalan dengan minat nasabah untuk menjaga likuiditas," kata Reza kepada Kontan.co.id,. Reza menerangkan, beberapa strategi yang dilakukan HPAM untuk meningkatkan kinerja dana kelolaan hingga akhir tahun yakni, dengan fokus pada produk reksadana saham dan pendapatan tetap, serta penyesuaian portofolio sesuai dengan kondisi pasar. Selain itu, Reza menjelaskan bahwa reksadana saham di Henan Asset tidak terpengaruh oleh saham-saham perbankan konvensional yang sering kali lebih volatil. Ini karena HPAM fokus pada saham perbankan syariah yang memberikan kinerja lebih konsisten. Berdasarkan
fund fact sheet perusahaan, kedua produk tersebut berisikan saham dari sejumlah sektor seperti energi, perbankan syariah, consumer cyclical, dan industri yang memiliki prospek positif.
Baca Juga: IHSG Jeblok, MI Atur Strategi Reksadana Saham Adapun
underlying asset HPAM Syariah Ekuitas AMMN, BRPT, EXCL, ICBP, MDK, MPMX, MTEL, SRTG, SSIA. Sedangkan underlying saham HPAM Ekuitas Syariah Berkah adalah AKRA, AMMN, KPIG, MTEL, PGEO, PRDA, PWON, SRTG, SSIA, TPIA. "Beberapa top holding dalam universe kami termasuk AMMN, TD - Bank Panin Syariah, BRPT, EXCL, ICBP, MDKA, MPMX, MTEL, dan SRTG," sebut Reza. Reza meyakini sektor-sektor tersebut punya potensi pertumbuhan yang baik didukung oleh regulasi.
Selain itu, tingkat
competitiveness yang tinggi dan rata-rata emiten sektor tersebut mempunyai laporan keuangan yang positif, serta memiliki chain korporasi yang baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto