KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bisnis bank di segmen jasa kustodian terus melesat. Hal ini seiring dengan literasi investasi pasar modal yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal Indonesia telah mencapai 13,66 juta per Agustus 2024. Jumlah ini meningkat 2,35% dari periode akhir tahun 2023 lalu. Sejumlah bank kustodian pun optimistis dana kelolaannya akan terus bertumbuh seiring dengan pertumbuhan jumlah investor tersebut.
PT Bank Central Asia (BCA) misalnya yang per September 2024 mencatatkan
asset under custody BCA lebih dari Rp417 Triliun, meningkat 27% secara tahunan atau
year on year (YoY). "Kami melihat tren bisnis bank kustodian masih akan tumbuh positif, selaras dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya berinvestasi di instrumen investasi seperti reksa dana dan surat berharga," kata Hera F. Haryn,
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA kepada kontan.co.id, Selasa (15/10). Hera menjelaskan, BCA senantiasa berkomitmen memberikan layanan kustodian yang mengedepankan keamanan dan kenyamanan nasabah. BCA disebut memiliki jenis layanan jasa kustodian umum untuk penatausahaan surat berharga yang diterbitkan di Indonesia maupun luar negeri, serta jasa administrasi Reksa Dana dan Kontrak Pengelolaan Portofolio Efek (KPD).
Baca Juga: Bank DBS Indonesia & Moduit Perluas Akses Investasi Obligasi Pasar Sekunder Layanan Kustodian BCA saat ini bekerja sama dengan lebih dari 40 Manajer Investasi dan mengadministrasikan lebih dari 300 produk investasi. Diantaranya berupa reksa dana terbuka, reksa dana terproteksi, reksa dana penyertaan terbatas, reksa dana ETF, serta kontrak pengelolaan portofolio efek. Setali tiga uang, perkembangan dari Aset Under Management (AUM) Reksa Dana serta total dana kelolaan kustodian PT Bank CIMB Niaga Tbk secara keseluruhan bertumbuh sangat baik. Aset kelolaan kustodian CIMB Niaga telah meningkat 27% yoy mencapai Rp 305 Triliun pada akhir September 2024, sedangkan realisasi AUM untuk Reksa Dana telah mencapai Rp 48,3 triliun atau tumbuh 10% secara
year on year (yoy). Rusly Johannes, Direktur Business Banking Bank CIMB Niaga menyampaikan, bisnis kustodian telah memberikan kontribusi pendapatan yang cukup baik, bukan hanya dari pendapatan yang diperoleh dalam
custodian fee. "Namun bisnis kustodian juga berkontribusi pada pendapatan dari produk-produk perbankan unggulan CIMB Niaga yang dipergunakan oleh para nasabah sehubungan dengan layanan penyimpanan efek dan fund administration," kata Rusly. Mencermati sentimen pasar modal yang positif dan konstruktif diiringi dengan peningkatan pergerakan harga IHSG pada kisaran 10% secara tahunan, peningkatan jumlah investor pasar modal yang terus bertumbuh, serta didukung beberapa inisiatif dan strategi yang dikembangkan untuk produk kustodian, pihaknya pun cukup optimis dapat untuk terus meningkatkan dana kelolaan yang ada hingga akhir tahun. Beberapa strategi bank kustodian CIMB Niaga untuk meningkatkan dana kelolaan di antaranya, memaksimalkan kapabilitas sistem baru kustodian, mengembangkan beberapa keunikan fitur unggulan pada produk
fund services. Baca Juga: Return Positif, Begini Siasat Moduit Mengejar Dana Kelolaan Reksadana Selain itu,
cross-selling produk treasury yang diperuntukkan untuk nasabah institusi serta terus-menerus berinovasi dalam pengembangan produk maupun layanan yang dapat memberikan solusi serta ekosistem perbankan yang komprehensif.
Corporate Secretary PT Bank Tabungan Negara (BTN) Ramon Armando juga menyebut, sejak BTN mendapat persetujuan dari OJK bulan November 2022 untuk memberikan jasa kustodian kepada nasabah,
Assets Under Custody (AUC) yang diadministrasikan oleh kustodian BTN terus meningkat dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh manajemen. "Nasabah kustodian BTN terdiri dari institusi dan individu yang menggunakan jasa
core/general custody dan jasa
Fund Services untuk manajer investasi yang mengelola reksa dana," kata Ramon. Penambahan jumlah nasabah dan peningkatan AUC kustodian tersebut juga disebut Ramon berdampak kepada peningkatan
Fee Based Income yg dihasilkan kustodian BTN. Lebih lanjut Ramon menerangkan, sampai dengan akhir tahun 2024 kustodian BTN masih mempunyai pipeline calon nasabah sehingga akan meningkatkan AUC sampai akhir tahun sebesar Rp 9 triliun.
Dalam memasarkan jasa kustodian, BTN melakukan kolaborasi antar unit kerja pengelola jasa kustodian dgn unit kerja terkait seperti Treasury, unit kerja pengelola nasabah (institusi dan individu). "Selain itu kami juga berkoordinasi dengan manajer investasi yg menerbitkan reksa dana," tandasnya.
Baca Juga: bank bjb dan bank bjb Syariah Raih Penghargaan Annual Report Award (ARA) 2023 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati