JAKARTA. Dana Pensiun Pemberi Kerja PT Pertamina (Persero) berhasil membukukan dana kelolaan sebesar Rp 10,053 triliun sampai pertengahan April 2015. Dengan perolehan itu, kemungkinan target dana kelolaan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar Rp 10,40 triliun bisa terlampaui. "Pendiri sendiri mematok dana kelolaan Rp 13 triliun. Kami optimistis, target sendiri akan tercapai, mengingat realisasinya sampai pertengahan April ini sudah melampaui RKAP atau naik sebesar 16% jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu," ujar Presiden Direktur Dana Pensiun Pertamina M Helmi Kamal Lubis kepada KONTAN, akhir pekan lalu. Menurut Helmi, kinerja kinclong Dapen Pertamina tak terlepas dari membaiknya kondisi investasi di Indonesia. Hal itu membuat tingkat pengembalian investasinya yang tergambar dalam Return on Investment (RoI) pun mengilap, yakni sekitar 20%. Pencapaian itu tidak berbeda dengan target RoI sepanjang tahun ini. Iklim investasi yang baik dimanfaatkan pengelola Dapen Pertamina lewat kepiawaiannya dalam menempatkan dana. "Kami nggak bisa taruh duit begitu saja dan menunggu pengembangannya. Kami lebih agresif. Namun, tetap hati-hati dan dengan strategi. Kami masuk ke saham-saham mid cap yang kami kuasai," terang dia. Strategi investasi Dapen Pertamina memang lebih berani ketimbang dapen lainnya yang notabene konservatif. Lihat saja, sebanyak 35% dari total dana yang dikelolanya ditempatkan di keranjang saham. Sisanya terbagi-bagi ke deposito, reksa dana Rp 70 miliar, discretionary fund Rp 300 miliar dan lain sebagainya. Tidak heran, Dapen Pertamina optimis mampu mengantongi RoI 50% hingga akhir tahun nanti. Pengembangan dana memang menjadi tulang punggung bisnis pengelolaan dana pensiunnya. "Kami tidak bisa mengharapkan iuran peserta. Iuran dari peserta itu Rp 100 miliar setiap tahun. Sementara, kami bayar pensiunan mencapai Rp 900 miliar," imbuh Helmi. Makanya, Dapen Pertamina gencar melebarkan sayap usahanya untuk menggemukkan pundinya. Seperti yang belum lama ini dilakukan dengan menggandeng Bank Pembangunan Islam (IDB) mendirikan perusahaan manajer investasi. Tak tanggung-tanggung, perusahaan patungan ini langsung dipatok mengelola equity US$ 100 juta - US$ 200 juta. Selain itu, Dapen Pertamina juga menjajaki kerja sama dengan institusi keuangan lainnya dalam menyiapkan peluang usaha waralaba bagi para pensiunan. Waralaba yang dimaksud, yaitu usaha ritel seperti Alfa Mart. "Ini baru dimulai di tahun ini. Kami mau membuka peluang usaha bagi 46.000 pensiunan Pertamina," imbuh Helmi. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Dana kelolaan Dapen Pertamina naik jadi Rp 10 T
JAKARTA. Dana Pensiun Pemberi Kerja PT Pertamina (Persero) berhasil membukukan dana kelolaan sebesar Rp 10,053 triliun sampai pertengahan April 2015. Dengan perolehan itu, kemungkinan target dana kelolaan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar Rp 10,40 triliun bisa terlampaui. "Pendiri sendiri mematok dana kelolaan Rp 13 triliun. Kami optimistis, target sendiri akan tercapai, mengingat realisasinya sampai pertengahan April ini sudah melampaui RKAP atau naik sebesar 16% jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu," ujar Presiden Direktur Dana Pensiun Pertamina M Helmi Kamal Lubis kepada KONTAN, akhir pekan lalu. Menurut Helmi, kinerja kinclong Dapen Pertamina tak terlepas dari membaiknya kondisi investasi di Indonesia. Hal itu membuat tingkat pengembalian investasinya yang tergambar dalam Return on Investment (RoI) pun mengilap, yakni sekitar 20%. Pencapaian itu tidak berbeda dengan target RoI sepanjang tahun ini. Iklim investasi yang baik dimanfaatkan pengelola Dapen Pertamina lewat kepiawaiannya dalam menempatkan dana. "Kami nggak bisa taruh duit begitu saja dan menunggu pengembangannya. Kami lebih agresif. Namun, tetap hati-hati dan dengan strategi. Kami masuk ke saham-saham mid cap yang kami kuasai," terang dia. Strategi investasi Dapen Pertamina memang lebih berani ketimbang dapen lainnya yang notabene konservatif. Lihat saja, sebanyak 35% dari total dana yang dikelolanya ditempatkan di keranjang saham. Sisanya terbagi-bagi ke deposito, reksa dana Rp 70 miliar, discretionary fund Rp 300 miliar dan lain sebagainya. Tidak heran, Dapen Pertamina optimis mampu mengantongi RoI 50% hingga akhir tahun nanti. Pengembangan dana memang menjadi tulang punggung bisnis pengelolaan dana pensiunnya. "Kami tidak bisa mengharapkan iuran peserta. Iuran dari peserta itu Rp 100 miliar setiap tahun. Sementara, kami bayar pensiunan mencapai Rp 900 miliar," imbuh Helmi. Makanya, Dapen Pertamina gencar melebarkan sayap usahanya untuk menggemukkan pundinya. Seperti yang belum lama ini dilakukan dengan menggandeng Bank Pembangunan Islam (IDB) mendirikan perusahaan manajer investasi. Tak tanggung-tanggung, perusahaan patungan ini langsung dipatok mengelola equity US$ 100 juta - US$ 200 juta. Selain itu, Dapen Pertamina juga menjajaki kerja sama dengan institusi keuangan lainnya dalam menyiapkan peluang usaha waralaba bagi para pensiunan. Waralaba yang dimaksud, yaitu usaha ritel seperti Alfa Mart. "Ini baru dimulai di tahun ini. Kami mau membuka peluang usaha bagi 46.000 pensiunan Pertamina," imbuh Helmi. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News