Dana kelolaan industri reksadana diramal kembali ke Rp 550 triliun pada akhir tahun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksadana berhasil naik 0,25% atau Rp 1,26 triliun sepanjang Juli. Berdasarkan data Infovesta Utama, AUM industri reksadana per Juli sebesar Rp 511,76 triliun. Adapun, pada akhir Juni 2021, jumlahnya sebesar Rp 510,33 triliun.

Jika dilihat dari segi jenisnya, reksadana terproteksi merupakan jenis reksadana yang dana kelolaannya mengalami koreksi paling dalam. Tercatat, pada Juli, dana kelolaan reksadana ini sebesar Rp 92,84 triliun atau turun 3,05% dari posisi Juni yang masih Rp 95,76 triliun. 

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menjelaskan, terkoreksinya dana kelolaan reksadana terproteksi seiring dengan adanya produk yang jatuh tempo namun manajer investasi tidak menerbitkan produk penggantinya. Hal ini lantaran reksadana terproteksi yang sudah tidak lagi menarik bagi investor institusi karena mempunyai pajak yang sama, yakni 10% dengan memegang obligasi secara langsung.


Menurutnya, ada kemungkinan dana dari produk yang jatuh tempo tersebut dialihkan ke reksadana pendapatan tetap. Pasalnya, dana kelolaan reksadana pendapatan tetap mengalami kenaikan 3,45% dari Rp 131,25 triliun menjadi Rp 135,78 triliun.

Baca Juga: Schroder: Saham BUKA masuk ke portofolio sebagai investasi jangka panjang

“Ditambah lagi SBN sepanjang Juli kemarin mengalami rally penguatan yield hingga 1% yang akhirnya ikut mengangkat nilai NAV reksadana pendapatan tetap. Selain itu, minat investor terhadap reksadana masih terus tumbuh, di mana mereka banyak yang masuk ke reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang,” jelas Wawan kepada Kontan.co.id. 

Head of Investment Avrist Asset Management Ika Pratiwi Rahayu menambahkan, kenaikan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap di bulan Juli disebabkan oleh pergerakan pasar obligasi Indonesia. Hal ini tercermin dari Indonesia Composite Bond Index (ICBI) yang menguat 1,66% mom ke level 323,5447 didorong naiknya kinerja return obligasi pemerintah (INDOBeXG-TR) sebesar 1,69% mom dan return obligasi korporasi (INDOBeXC-TR) sebesar 1,29% mom.

Ika meyakini, jumlah dana kelolaan industri ke depannya masih akan kembali meningkat mengikuti market movement yang positif pada pasar saham dan obligasi. Menurutnya, reksadana saham berpotensi kembali berada dalam jalur positif dan meningkat hingga akhir tahun nanti. 

“Jika mengacu pada konsensus, IHSG pada akhir tahun diperkirakan tutup di level 6.500-6.600, jadi ada kenaikan sekitar 6,5-8% dari level IHSG saat ini,” imbuh Ika.

Baca Juga: Pasar lebih kondusif, dana kelolaan industri reksadana naik menjadi Rp 511,76 triliun

Sementara Wawan melihat saat ini kinerja reksadana saham sedang tidak sejalan dengan IHSG yang pergerakannya lebih didorong sektor teknologi maupun bank digital. Namun, dengan Manajer Investasi yang mulai berani memasukkan beberapa saham teknologi dan bank digital, menurutnya ini menjadi hal yang positif. Walau begitu, ia mengingatkan investor harus tetap mewaspadai segala potensi risiko yang ada.

Lebih lanjut, Wawan melihat reksadana saham baru akan mulai menunjukkan sinyal positif ketika IHSG bisa kembali berada di level 6.400 - 6.500. Oleh karena itu, ia masih meyakini bahwa reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang masih akan jadi motor utama untuk industri reksadana pada sisa tahun ini.

“Kami memperkirakan pada akhir tahun dana kelolaan industri reksadana akan berada di Rp 550 triliun. Jumlah tersebut sama dengan perolehan akhir tahun lalu, ini seiring dengan adanya sentimen reksadana terproteksi yang tidak lagi menarik, sehingga tahun ini AUM akan konsolidasi dahulu,” tutup Wawan.

Selanjutnya: Dana kelolaan industri reksadana naik Rp 1,26 triliun pada Juli 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi