Dana kelolaan industri reksadana menyusut Rp 32,32 triliun pada Mei 2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) industri reksadana menyusut pada bulan Mei 2021. Berdasarkan data dari Infovesta Utama, AUM industri reksadana tercatat turun dari Rp 586,18 triliun di April 2021 menjadi Rp 553,87 triliun di Mei 2021 atau turun 5,51%.

Infovesta Utama, dalam riset mingguannya yang dikeluarkan pada Senin (14/6) menyebut, penurunan dana kelolaan sejalan dengan jumlah unit penyertaan (UP) industri reksadana yang menyusut 7,35%.

Berikut ini merupakan tabel pertumbuhan AUM dan Unit Penyertaan (UP) masing-masing jenis reksadana hingga Mei 2021:


Jenis Reksadana

AUM (%)

AUM (Rp triliun)

UP (%)

UP (juta)

Reksadana Pasar Uang

7,46

6,96

6,36

4.214,96

Reksadana Pendapatan Tetap

2,12

3,03

1,82

1.587,74

Reksadana DIRE + KIK EBA

-0,05 

-0,01

0,00

0.00

Reksadana Indeks

-0,83

-0,08

-0,82

-83,95

Reksadana ETF

-0,98

-0,15

-0,97

-199,41

Reksadana Saham

-1,22

-1,70

-0,60

-564,18

Reksadana Campuran

-1,91

-0,49

-2,31

-471,50

Reksadana Terproteksi

-28,77

-39,87

-29,71

-38.099,0

Pada tabel di atas, terlihat bahwa industri reksadana pada Mei 2021 sebagian besar mengalami pelemahan. Penurunan AUM pada bulan Mei 2021 lalu juga merupakan penurunan terbesar kedua setelah Maret 2020 ketika Covid-19 pertama kali melanda Indonesia. Adapun, pelemahan terbesar dialami oleh reksadana terproteksi.

“Hal ini dikarenakan adanya sentimen negatif dari kejadian gagal bayar surat utang yang menjadi aset dasar sejumlah reksadana terproteksi. Sehingga para Manajer Investasi menunda penerbitan reksadana terproteksi yang baru,” tulis Infovesta Utama dalam laporan mingguannya.

Baca Juga: Jika pajak obligasi resmi jadi 10%, reksadana terproteksi dinilai tak lagi menarik

Selain itu, adanya wacana pengurangan pajak obligasi dari 15% menjadi 10% yang membuat reksadana terproteksi kurang menarik. Ditambah lagi, adanya aksi net redemption pada reksadana terproteksi syariah dengan total sekitar Rp 30 triliun.

Sementara penurunan AUM reksadana saham dan campuran lebih disebabkan oleh pelemahan indeks harga saham gabungan (IHSG) sebesar 0,80% dalam sebulan kemarin.

Di sisi lain, reksadana pasar uang justru mencatatkan kenaikan AUM tertinggi mencapai 7,46% yang didukung oleh penambahan UP mencapai 6,36%. Sementara kenaikan AUM reksadana pendapatan tetap sebesar 2,1% seiring dengan penguatan indeks obligasi pemerintah sebesar 0,83% dan obligasi pemerintah yang naik sebesar 0,45%.

Dengan berbagai kondisi tersebut, Infovesta Utama menyarankan investor yang memiliki profil risiko rendah dapat mempertimbangkan alternatif investasi seperti reksadana pasar uang yang kinerjanya mengalahkan reksadana lain secara year to date (11 Juni 2021), yakni 1,58%.

“Sedangkan investor dengan profil risiko yang lebih tinggi dapat mempertimbangkan reksadana campuran maupun pendapatan tetap yang membukukan kinerja positif secara ytd (11 Juni 2021) masing-masing sebesar 0,89% dan 0,41%,” tulis Infovesta Utama.

Selanjutnya: Reksadana saham catat kinerja paling moncer sepekan terakhir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat