KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan industri atawa asset under management (AUM) reksadana di sepanjang Oktober bertumbuh. Namun, terjadi aksi ambil untung sehingga AUM reksadana saham dan exchange traded fund (ETF) menurun. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), di sepanjang Oktober AUM industri reksadana naik 1,15% month on month (mom) menjadi Rp 558,16 triliun. Reksadana indeks saham mencatat pertumbuhan AUM tertinggi sebesar 7,02% mom menjadi Rp 8,68 triliun. Namun, AUM reksadana ETF menurun paling dalam sebesar 2,46% mom menjadi Rp 15,03 triliun.
Mengikuti, AUM reksadana saham juga menurun 1,52% mom menjadi Rp 127,6 triliun. Sementara, AUM reksadana jenis lain tercatat menguat. Head of Investment Research Infovesta Wawan Hendrayana mengatakan AUM reksadana saham dan ETF menurun diikuti oleh penurunan unit penyertaan mereka. Berdasarkan data Infovesta Utama, unit penyertaan reksadana saham di periode yang sama turun 2,91% mom. Sedangkan, unit penyertaan reksadana ETF menurun 10,57%.
Baca Juga: Suplai SBN dihentikan, permintaan dan penerbitan obligasi korporasi berpotensi ramai Kondisi tersebut menunjukkan ketika indeks harga saham gabungan (IHSG) naik selama Oktober, investor reksadana saham dan ETF melakukan ambil untung. Head of Investment Avrist Asset Management Ika Pratiwi Rahayu juga mengatakan, sepanjang Oktober indeks IHSG, LQ45 dan IDX30 kompak ditutup menguat secara mom. Bahkan, IHSG hampir menyentuh level all time high di pertengahan bulan tersebut. Sementara itu, AUM reksadana saham dan ETF menurun karena adanya aksi ambil untung dari kinerja indeks tersebut. Ika juga mengamati investor cenderung merealisasikan keuntungan di tengah ekspektasi koreksi IHSG di November. "Pergerakan IHSG di November cenderung mix sebelum diperkirakan kembali menguat di akhir tahun," kata Ika. Di samping itu, maraknya rencana aksi korporasi seperti IPO dan right issue diperkirakan akan mempengaruhi pergerakan IHSG. Sementara, secara total, AUM industri reksadana masih tumbuh, Wawan mengatakan artinya investor cenderung parkir dana investasi ke jenis lain, salah satunya reksadana pasar uang. "Dana kelolaan reksadana pasar uang yang menjadi driver pertumbuhan AUM total," kata Wawan. Tercatat AUM reksadana pasar uang naik 3,82% mom ke Rp 107,99 triliun. Hingga akhir tahun, Wawan memproyeksikan IHSG berpotensi ditutup menguat ke level 6.700-6.800. Namun, Wawan mengatakan meski kinerja IHSG berpotensi naik, tidak otomatis membuat dana kelolaan reksadana saham dan ETF jadi ikut naik, mengingat di bulan Oktober investor sudah melakukan ambil untung. Sementara itu, Wawan mengamati AUM reksadana indeks tetap tumbuh karena nilai portofolio dalam reksadana tersebut naik. "Reksadana indeks kinerjanya akan mirip dengan indeks acuannya, secara unit penyertaan memang tidak berkurang tetapi bukan berarti tidak ada investor yang
redeem," kata Wawan.
Antony Dirga CEO Trimegah Asset Management memproyeksikan AUM reksadana saham dan ETF seharusnya sejalan dengan prospek kinerja IHSG yag positif. Trimegah AM memproyeksikan IHSG berpotensi naik ke 6.700-7.000. Sentimen yang mendukung pasar saham datang dari pemulihan ekonomi setelah pelonggaran PPKM dan harga komoditas yang tinggi. "Jika kinerja reksadana saham dan ETF sejalan dengan perkiraan kami, kami cukup yakin AUM kedua reksadana itu akan naik mengikuti momentum yang positif ini," kata Antony.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi