JAKARTA. Ekonomi masih lesu, namun bisnis pengelolaan dana nasabah kaya (
wealth management) makin legit di tahun ini. Sejumlah faktor menjadi penopang. Ambil contoh, dana hasil program amnesti pajak (
tax amnesty) yang masuk sistem perbankan
. Faktor lain
, kenaikan peringkat surat utang Indonesia masuk golongan layak investasi alias
investment grade dari Standard & Poor's (S&P). Sejumlah bank memasang strategi untuk mendongkrak dana kelolaan
wealth management. Misal,PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang akan mengembangkan bisnis
bancassurance. "Terkait bisnis
wealth management, kami lebih mengaktifkan
bancassurance," kata Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA kepada KONTAN, Jumat (14/7). Ia menambahkan, di BCA bisnis
wealth management porsinya masih sangat kecil jika dibandingkan bisnis lain. Citi Indonesia juga telah menyiapkan sejumlah strategi pada bisnis
wealth management. Batara Sianturi,
Chief Executive Officer (CEO) Citi Indonesia menyebutkan, salah satu strategi yang dikembangkan adalah lewat peningkatan pilihan produk jasa
wealth management melalui kerjasama dengan mitra manajer investasi. Kami menyesuaikan produk investasi alternatif sesuai profil dan keinginan nasaah, kata Batara kepada KONTAN, Jumat (14/7). Selain itu, Citi Indonesia juga merambah
channel digital lewat akuisisi, utilisasi produk, dan
advisory. Hal ini dilakukan dengan menggunakan beberapa aplikasi seperti Citi
mobile,
e-mutual fund Citibank
online dan
wealth advisory. Lewat digitalisasi perbankan, Batara berharap, bisnis
wealth management kian kompetitif. Tanpa menyebut nilai, bisnis
wealth management Citi Indonesia tumbuh 19% di kuartal I 2017, dari periode sama tahun 2016. Penopangnya berasal penjualan produk
bancassurance. Bisnis wealth management PT Bank OCBC NISP Tbk juga tumbuh subur. Hingga paruh pertama tahun ini dana kelolaan
wealth management OCBC NISP sudah mencapai Rp 12 triliun, dengan jumlah nasabah menembus 20.000 orang. Kendala Presiden Direktur OCBC NISP, Parwati Surjaudaja bilang, OCBC NISP memberikan layanan perencanaan portofolio oleh staf khusus yang merupakan bagian dari strategi meningkatkan kepuasan nasabah. "Kami fokus menyediakan layanan yang komprehensif dan disesuaikan dengan target segmen kami, yaitu nasabah
affluent dan kelas menengah," kata Parwati.
Hingga akhir tahun, OCBC NISP menargetkan dana kelolaan orang kaya ini naik 20%, dan nasabah bertambah 10%. Sumber KONTAN di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, di Indonesia pemain besar bisnis
wealth management hanya segelintir saja, yang terbesar semisal BCA, Citi Indonesia dan HSBC. Kendala pengembangan bisnis
wealth management perbankan Indonesia tak jauh dari faktor sumber daya manusia , selain kendala variasi produk yang masih terbatas. Padahal potensi bisnis ini cukup besar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia