Dana kelolaan nasabah tajir BNI di atas Rp 5 miliar tumbuh 12% per Agustus



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan masih terus tumbuh meski bunga acuan simpanan Bank Indonesia (BI) telah berada di titik terendah sepanjang sejarah. Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebut DPK perbankan tumbuh 8,8% yoy menjadi Rp 7.126 triliun pada Agustus 2021. 

LPS melihat, berdasarkan jenis simpanan, simpanan dengan nominal terbesar terdapat pada simpanan deposito yang mencakup 40,1% total simpanan. Kenaikan nominal simpanan terbesar terdapat pada jenis simpanan giro sebesar 2,5% month on month (mom). Sedangkan penurunan pertumbuhan nominal simpanan terbesar terdapat pada jenis simpanan sertifikat deposito sebesar -31,4%. 

Berdasarkan tiering simpanan, nominal simpanan terbesar terdapat pada tiering simpanan di atas Rp5 miliar yang mencakup 50% total simpanan. Kenaikan nominal terbesar juga terjadi  pada tiering simpanan di atas Rp5 miliar sebesar 2,5% MoM sedangkan penurunan nominal terbesar terdapat pada tiering simpanan kurang dari Rp100 juta sebesar -0,7% MoM.


PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BNI juga membukukan pertumbuhan dana kelolaan di atas Rp 5 miliar hingga 12% secara tahunan atau year on year (yoy) per Agustus 2021. Kenaikan itu sejalan dengan pertumbuhan simpanan tier di atas Rp 5 miliar industri perbankan 12,2% yoy di delapan bulan pertama 2021. 

Baca Juga: Bank Mandiri targetkan buka 4 cabang digital hingga penghujung 2021

"Ini terjadi karena BNI memberikan banyak pilihan produk investasi sebagai alternative untuk mensiasati suku Bunga BI yang sedang turun, antara lain reksa dana dan obligasi, sehingga nasabah semakin loyal kepada BNI," ujar General Manager Divisi Wealthmanagement BNI Henny Eugenia kepada Kontan.co.id pada pekan lalu.

Ia menjelaskan, produk simpanan terbesar BNI Emerald  masih di tabungan. Ini didorong dengan adanya kemudahan  bertransaksi  melalui mobile banking BNI yang baru saja saja ditingkatkan untuk meningkatkan user experience termasuk salah satunya untuk pembelian produk reksadana dan obligasi ritel.

"Untuk tren nasabah Emerald perlahan sudah mulai melakukan shifting ke produk investasi baik reksadana maupun obligasi pemerintah,  terutama nasabah yang sudah mulai mengerti produk investasi. Walaupun secara keseluruhan masih banyak nasabah Emerald terutama di luar Jakarta yang dominan di deposito sebagai liquid asset mereka," paparnya.

Selanjutnya: Pacu DPK dan efisiensi, Bank Mandiri perbarui layanan Livin' by Mandiri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi