Dana kelolaan ETF Pinnacle Persada Investama tembus Rp 1 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan produk ETF PT Pinnacle Persada Investama menembus Rp 1 triliun per Jumat (21/9). Pertumbuhan exchange traded fund (ETF) menjadi salah satu pendorong tumbuhnya dana kelolaan Pinnacle. Asal tahu saja, Pinnacle aktif dan inovatif dalam mengeluarkan produk ETF.

Perkembangan dana kelolaan ETF juga tumbuh secara nasional. Berdasarkan data Infovesta Utama, sepanjang Agustus lalu, dana kelolaan ETF secara nasional bertambah Rp 280 miliar menjadi Rp 10,56 triliun.

Guntur Putra, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer (CEO) Pinnacle Persada mengatakan, dana kelolaan reksadana ETF tumbuh karena investor mulai banyak mengenal produk reksadana yang dapat diperdagangkan di bursa ini. "Investor juga mulai merasakan keunggulan berinvestasi di produk ETF jika dibandingkan dengan reksadana konvensional," kata Guntur, Jumat (21/9).


Selain itu, dana kelolaan reksadana ETF tumbuh karena jenis reksadana ETF di Indonesia cukup beragam. ETF pun tidak hanya dikelola secara pasif tapi juga ada yang dikelola secara aktif.

Guntur menambahkan, fleksibilitas yang menjadi keunggulan reksadana ETF juga menjadi daya tarik bagi investor, terutama ketika pasar volatile. "ETF dapat digunakan sebagai alat investasi yang paling efisien dan likuid, fitur-fitur transparansi, fleksibilitas, dan likuiditas inilah yang tidak dimiliki oleh reksadana konvensional," kata Guntur.

Hingga saat ini rata-rata kinerja reksadana ETF atau reksadana yang berbasis saham sedang terkoreksi akibat kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menurun.

Mayoritas reksadana ETF yang ada di Indonesia berbasis saham. Tentu kinerja ETF akan sangat terpengaruh saat volatilitas pasar saham yang secara mayoritas menigkat. Jadi yang menekan kinerja reksadana ETF pada saat ini memang kondisi pasar yang terus-menerus volatile.

Namun, Guntur optimis fundamental Indonesia secara keseluruhan masih bisa dikategorikan cukup baik. Hanya, untuk waktu dekat atau jangka pendek kondisi pasar memang masih sangat volatil dan berpeluang untuk koreksi kembali.

"Mayoritas penyebab volatilitas ini dari sisi makro global," kata Guntur. Secara keseluruhan, Guntur memastikan bahwa strategi di seluruh portofolio investasi di Pinnacle dapat beradaptasi dengan apa yang terjadi di pasar.

Sebagai manajer investasi berbasis teknologi yang pertama di Indonesia, strategi yang Guntur terapkan adalah memastikan konsistensi kinerja untuk selalu di atas tolak ukur masing-masing produk. "Sebagai contoh reksadana Pinnacle Strategic Equity Fund dan Banyak ETF Smart Beta kami hamper secara konsisten kinerjanya di atas benchmark," kata Guntur.

Dalam dua tahun terakhir, Pinnacle sudah merilis tujuh produk ETF dalam kurun waktu dua tahun terakhir yang terdiri dari lima reksadana smart beta ETF dan dua reksadana passive ETF.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati