JAKARTA. Industri reksadana tumbuh pesat. Buktinya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, dana kelolaan reksadana mencapai Rp 324,80 triliun per 2 September 2016 lalu. Angka ini bertambah Rp 53,96 triliun dibanding akhir Desember 2015 yang baru sebesar Rp 270,84 triliun. Direktur Pengelolaan Investasi OJK Sujanto bilang, mayoritas dana kelolaan didominasi oleh reksadana saham yang tercatat Rp 111,81 triliun, dengan jumlah reksadana sebanyak 210 produk. Disusul dana kelolaan reksadana syariah Rp 10,63 triliun dari 114 produk dan reksadana terproteksi Rp 73,8 triliun dari 531 produk. "Unit penyertaan reksadana juga bertambah menjadi 217,62 miliar unit," ujar Sujanto, Selasa (6/9).
Pertumbuhan unit penyertaan itu ketimbang posisi Desember 2016 sebanyak 183,28 miliar unit. Edbert Suryajaya, Head of Research PT Infovesta Utama, mengatakan, kenaikan dana kelolaan reksadana ditopang kinerja pasar obligasi yang menarik sejak awal tahun. Pemicunya, pertumbuhan ekonomi yang diprediksi membaik serta kabar potensi kenaikan rating oleh S&P pada semester I 2016. Selain itu, pasar meyakini outlook penurunan suku bunga acuan akan berdampak positif terhadap kenaikan harga surat utang. "Sudah terbukti, Bank Indonesia (BI) tahun ini menurunkan BI rate dari 7,5% di akhir 2015 jadi 6,5% di Juli 2015, yang kemudian diikuti implementasi 7 days reverse repo," ujar Edbert. Peraturan OJK (POJK) Nomor 1/POJK.05/2016 yang menetapkan batas minimal penempatan pada Surat Berharga Negara (SBN) oleh industri keuangan nonbank (IKNB) juga mendorong kenaikan harga obligasi pemerintah. ALhasil, nilai underlying asset reksadana meningkat. Permintaan produk reksadana berbasis SBN pun naik lantaran beleid tersebut. "Sementara untuk pasar saham tahun ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rally sehingga sempat menyentuh level tertinggi," tutur Edbert. Menurut Beben Feri Wibowo, Analis pasardana.id, pemicu kenaikan dana kelolaan secara per Agustus atawa
month on month (MoM) adalah penguatan pasar saham dan obligasi. IHSG sepanjang Agustus naik 3,26%. "Sedangkan pasar Surat utang Negara (SUN) naik rata-rata 0,36%," kata Beben. Gejolak di September Kenaikan dana kelolaan, salah satunya diraih Panin Asset Management. Manajer investasi ini mencatat pertumbuhan dana kelolaan jadi Rp 11,07 triliun pada akhir Agustus 2016 dibanding Desember 2015 sebesar Rp 11 triliun. Direktur Panin Asset Management Rudiyanto memperkirakan, pasar saham bulan ini bakal berfluktuasi sehingga bisa dimanfaatkan investor untuk masuk ke reksadana. Hitungan Rudiyanto, dengan asumsi harga wajar IHSG tahun di kisaran 5.300–5.500, investor bisa masuk ketika indeks di bawah 5.300. "Untuk orientasi investasi tiga tahun, maka indeks di level 5.300 hingga 5.500 juga bisa menambah secara bertahap," tutur Rudiyanto.
Pasar reksadana pada September 2016, Rudiyanto memperkirakan, akan dipengaruhi oleh kampanye dan debat calon Presiden Amerika Serikat (AS) dan spekulasi suku bunga bank sentral AS The Fed. "Spekulasi kenaikan suku bunga The Fed akan membuat pasar saham bergejolak dalam jangka pendek," ujarnya. Sedangkan dari dalam negeri, tingkat keberhasilan amnesti pajak bakal menentukan kepercayaan masyarakat terhadap program pemerintah. Tapi, dia memproyeksi, target dana repatriasi sulit tercapai. Hanya, target deklarasi tax amnesty bisa terwujud. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie