Dana kelolaan reksadana menuju Rp 500 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan atau asset under management (AUM) reksadana tumbuh pesat sepanjang tahun lalu. Analis memperkirakan, dana kelolaan reksadana masih akan tumbuh di tahun ini menjadi Rp 500 triliun. 

Mengutip Infovesta Utama, total dana kelolaan reksadana tumbuh 33,88% sepanjang tahun lalu menjadi Rp 440,01 triliun. AUM reksadana pendapatan tetap tumbuh 62,12% menjadi Rp 106,64 triliun, paling tinggi di antara reksadana lainnya. Sedangkan dana kelolaan reksadana saham hanya tumbuh 9,21% menjadi Rp 128,92 triliun.

Hanif Mantiq, Direktur Utama Avrist Asset Management, mengatakan, tren kenaikan harga seiring penurunan imbal hasil obligasi sepanjang tahun lalu menjadi katalis positif bagi reksadana pendapatan tetap. Selain itu, investor institusi juga berlomba-lomba mengoleksi obligasi lewat reksadana, guna memenuhi kewajiban berinvestasi di surat berharga negara (SBN). 


Reza Fahmi Riawan, Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management, menambahkan, efek dari Fitch Ratings yang menaikkan peringkat utang Indonesia juga mendukung pertumbuhan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap tahun lalu. Hal itu juga sejalan dengan rata-rata imbal hasil reksadana tersebut yang mencapai 10,72% di 2017. 

Pasar saham dan obligasi yang reli jelang akhir tahun juga berdampak pada peningkatan dana kelolaan reksadana. "Apalagi di pasar saham banyak yang melakukan window dressing," tambah Reza.

Pada tahun ini, dana kelolaan reksadana masih berpotensi tumbuh. Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana memperkirakan, total dana kelolaan reksadana tahun ini  bisa naik hingga Rp 500 triliun. Menurutnya reksadana pendapatan tetap masih berpotensi mencatatkan pertumbuhan paling tinggi, meskipun kenaikannya tidak akan sebaik tahun lalu.

Ia melihat, selain yield surat utang negara (SUN) yang sudah rendah, secara keseluruhan pasar obligasi Indonesia masih prospektif berkat adanya sejumlah sentimen positif dari dalam negeri. Di antaranya adalah tren suku bunga rendah serta potensi kenaikan peringkat utang dari Moody's dan Standard & Poor's.

Reza menambahkan, credit default swap (CDS) Indonesia yang menyentuh level terendah turut menjadi katalis positif bagi peningkatan dana kelolaan reksadana pendapatan tetap tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati