Dana kelolaan reksadana naik Rp 3,6 triliun



JAKARTA. Total dana kelolaan reksadana Juli mengalami kenaikan jika dibanding bulan sebelumnya. Data Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menyebutkan total Nilai Aktiva Bersih (NAB) per 26 Juni 2012 naik 1,49% atau Rp 3,57 triliun menjadi Rp 173,182 triliun.

Padahal akhir bulan Mei dana kelolaan reksadana Rp 170,626 triliun. Angka itu juga meningkat 0,63% dibanding NAB akhir tahun Rp 172,099 triliun. Fakhri Hilmi, Kepala Biro Pengelolaan Investasi Bapepam-LK, mengatakan kenaikan dana kelolaan ditopang dari naiknya dana kelolaan reksadana saham. Selain itu, dana kelolaan reksadana terproteksi dan reksadana campuran juga ikut naik.

Berdasarkan data Bapepam-LK, NAB reksadana saham Juni meningkat menjadi Rp 61,335 triliun dari Rp 58,396 triliun di bulan sebelumnya. NAB reksadana terproteksi juga naik menjadi Rp 41,53 triliun dari Rp 41,52 triliun. Sedangkan NAB reksadana campuran bulan Juni naik menjadi Rp 21,8 triliun dari Rp 21,59 triliun.


Peningkatan dana kelolaan diimbangi dengan membaiknya kinerja reksadana. Akibat dari peningkatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 3,2% di Juni. Indeks harga obligasi pemerintah selama Juni naik 1,22%.

"Saya rasa pada saat return obligasi turun, orang beralih ke saham atau campuran. Mungkin juga pada saat nanti return di saham turun, orang akan mencari return di tempat lain,” prediksi Fakhri. Selain itu, investor yang menambah porsi di reksadana saham karena di awal Juni IHSG harga saham sudah menyentuh harga terendah.

Analis PT Infovesta Utama, Edbert Suryajaya, mengatakan faktor ekonomi global juga mempengaruhi naiknya dana kelolaan reksadana per Juni.

“Beberapa sentimen positif yang datang dari luar menurut saya menjadi pendorong bursa,” papar dia. Seperti, kemenangan partai pendukung program bailout Eropa dalam pemilu Yunani yang dilakukan pada tengah bulan ini. Selain itu, hasil KTT Uni Eropa yang menyepakati dana bantuan dan pemberian utang perbankan Spanyol juga menjadi sentimen positif bagi pasar saham dan pasar obligasi.

Edbert pun masih optimis kinerja reksadana masih dapat memberikan imbal hasil positif. “Faktor yang dapat menjadi pendorong adalah mulai dipublikasikan laporan keuangan semester I 2012 yang saya perkirakan dapat menjadi sentimen positif pergerakan bursa,” terang dia.

Namun, potensi koreksi bisa kembali muncul di Agustus. Sebab, secara historis imbal hasil reksadana rata-rata negatif. “Meski itu angka statistik historis, investor masih harus mengamati sentimen yang berkembang di pasar,” ungkap Edbert.

Reita Farianti, Direktur PT CIMB-Principal Asset Management, mengatakan Asset Under Management (AUM) per 31 Mei mencapai Rp 1,55 triliun. Namun, Reita belum bisa memberikan total AUM untuk bulan Juni. “Open ended mutual fund selama Juni pun kami net sell,” ungkap dia kemarin (1/7).

Reita mengatakan CIMB-Principal menargetkan dana kelolaan tahun ini sebesar Rp 2 triliun. “Kami sudah siapkan pipeline melalui peluncuran seri terproteksi lainnya maupun open ended fund, seperti balanced, index dan equity thematic mutual fund," kata dia. CIMB juga sudah meluncurkan reksadana proteksi menggantikan reksadana yang jatuh tempo. Reita bilang, permintaan reksadana tersebut masih cukup besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana