Dana Kelolaan Reksadana Pasar Uang Turun Paling Dalam pada Mei 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksadana turun pada bulan Mei 2022. Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), AUM reksadana pada bulan Mei sebesar Rp 558,20 triliun. Angka tersebut turun tipis 1,47% dari bulan April yang sebesar Rp 566,44 triliun.

Dana kelolaan reksadana pasar uang turun dengan persentase terbesar, yakni 6,25% menjadi Rp 102,79 triliun dalam sebulan dari sebelumnya Rp 109,22 triliun. Sedangkan reksadana indeks justru mencetak persentase kenaikan terbesar, 11,23% menjadi Rp 10,47 triliun dari sebelumnya Rp 9,47 triliun.

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan penurunan dana kelolaan reksadana pasar uang beriringan dengan adanya redemption yang cukup besar. 


Baca Juga: IHSG Berpotensi Konsolidasi Sepanjang Juni, Intip Top Picks dari Mirae Asset

"Sementara yang menarik meski IHSG terkoreksi, justru reksadana saham maupun reksadana indeks malah naik dan dari data unit penyertaan juga terlihat lebih banyak yang subscribe," ucap Wawan kepada kontan.co.id, Kamis (9/6). 

Wawan menyebut, penurunan terjadi karena nilai aset yang juga turun sehingga menjadi murah dimata investor. Meski begitu, Wawan memproyeksikan IHSG cenderung menguat bulan ini disokong oleh data makro dan aktivitas masyarakat yang sudah pulih.

"Ini akan berimbas positif pada pendapatan emiten, AUM reksadana saham bisa naik lagi," ujar Wawan. 

Baca Juga: Dana Kelolaan Industri Reksadana Turun Rp 8,23 Triliun di Mei 2022

Wawan memperkirakan AUM industri reksadana di tahun ini bisa mencapai Rp 570 triliun. Namun, risiko penurunan AUM tetap ada. Dia mengatakan kenaikan inflasi dan suku bunga dapat memberi sentimen negatif.

"Untuk berbasis obligasi memang sedang tertekan oleh tren kenaikan inflasi dan suku bunga disamping meski masih relatif kecil," kata Wawan. Tapi dia menyebut reksadana pendapatan tetap menarik karena memiliki yield yang tinggi

"Untuk long term di atas 3 tahun justru reksadana pendapatan tetap menarik karena yield sedang tinggi, SUN rata-rata 6% dan korporasi bisa 8%-9%," ujar Wawan.

Baca Juga: Meski IHSG Turun, Net Buy Asing Lebih Dari Rp 1 Triliun pada Kamis (9/6)

Dia memperkirakan IHSG akan terus menguat ke 7.500 sehingga bila ada koreksi bisa dimanfaatkan untuk subscribe di reksadana berbasis saham. 

Wawan menyarankan untuk para investor untuk mengalokasikan 4-4-2 untuk jangka waktu 3 tahun, yaitu 40% obligasi 40% saham dan 20% pasar uang sebagai likuiditas dan juga akan diuntungkan bila suku bunga naik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati