Dana kelolaan reksadana saham dan campuran susut



JAKARTA. Apresiasi indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam dua bulan terakhir memicu taking profit investor reksadana. Infovesta Utama mencatat dana kelolaan reksadana saham dan campuran turun dibandingkan akhir tahun lalu.

Dana kelolaan reksadana saham tercatat turun dari Rp 105,91 triliun menjadi Rp 103,84 triliun pada Februari 2015. Demikian juga dengan reksadana campuran yang turun tipis dari Rp 21,19 triliun menjadi Rp 20,45 triliun.

Aksi taking profit terlihat pada unit penyertaan kedua jenis reksadana tersebut. Unit penyertaan reksadana saham turun menjadi 40,67 miliar unit dibandingkan akhir tahun lalu yang mencapai 42,70 miliar unit. Sedangkan unit penyertaan reksadana campuran turun menjadi 11,1178 miliar unit dibandingkan 12,61 miliar unit. "Penurunan tersebut disebabkan oleh profit taking menyisih kenaikan bursa saham yang terus mencetak rekor baru selama Februari lalu," kata Vilia.


Panin Asset Management mengaku taking profit dilakukan oleh investor perorangan. "Investor memanfaatkan IHSG yang tembus rekor," ujar Head of Operation and Business Development Panin Asset Management.

Sedangkan untuk investor institusi justru mencatatkan net subscription atau melakukan penambahan dana. Menurut Rudiyanto, strategi tersebut diambil investor institusi lantaran akhir tahun lalu telah merealisasikan keuntungan. "Sehingga investor institusi kembali masuk di awal tahun," ujar Rudiyanto.

Net subscription investor institusi tersebut menopang total kenaikan dana kelolaan reksadana di Panin Asset Management. Hingga akhir Februari 2015, perusahaan mencatat dana kelolaan naik menjadi Rp 12,57 triliun dibandingkan akhir tahun lalu yang sebesar Rp 11,58 triliun. Sedangkan unit penyertaan juga naik menjadi 3,04 miliar unit dari posisi akhir tahun lalu yang 2,67 miliar unit.

Secara total masih naik

Kendati reksadana saham dan campuran merosot, namun total dana kelolaan industri reksadana masih positif. Data Infovesta, dana kelolaan reksadana naik Rp 8,14 triliun hingga akhir Februari 2015.

Akhir 2014 lalu, dana kelolaan reksadana mencapai Rp 228,529 triliun. Angka tersebut naik pada akhir Februari yang mencapai Rp 236,442 triliun. Dana kelolaan tersebut di luar jenis reksadana penyertaan terbatas, dana investasi real estate (DIRE), dan denominasi dollar Amerika Serikat (AS).

Vilia mengatakan total dana kelolaan reksadana ditopang oleh kenaikan nilai aset dasar reksadana yang berkinerja positif dalam dua bulan terakhir. "Menguatnya bursa saham, obligasi dan pasar uang turut mengerek nilai pasar portfolio reksadana yang akhirnya berdampak pada dana kelolaan," tutur dia, Jakarta.

Di samping itu, kenaikan dana kelolaan juga dipicu oleh dana masuk yang ditunjukkan oleh kenaikan unit penyertaan dari 141,70 miliar unit menjadi 147,034 miliar unit.

Reksadana pasar uang mencatat kenaikan dana kelolaan sebesar Rp 6,11 triliun menjadi Rp 27,32 triliun dari sebelumnya yang sebesar Rp 21,212 triliun. Diikuti dengan reksadana pendapatan tetap yang mencatat kenaikan dana kelolaan Rp 3,23 triliun dari Rp 33,01 triliun menjadi Rp 36,24 triliun.

Adapun dana kelolaan reksadana terproteksi naik Rp 1,32 triliun. Kemudian, reksadana indeks naik Rp 38 miliar dan exchange traded fund (ETF) naik Rp 38 miliar.

Muliaman Darmansyah Hadad, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan risiko pasar industri reksadana relatif rendah. "Net redemption yang relatif tinggi dapat ter-offset oleh nilai portfolio investasi sejalan dengan penguatan pasar," ujar Muliaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto