Dana kelolaan reksadana syariah tumbuh tipis



JAKARTA. Industri reksadana syariah tumbuh tipis. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total dana kelolaan reksadana syariah hanya bertambah Rp 799 miliar menjadi Rp 12,03 triliun pada akhir Maret 2015, dibandingkan akhir tahun lalu yang sebesar Rp 11,23 triliun. Porsi reksadana syariah juga masih mini sekitar 4,72% terhadap total dana kelolaan industri reksadana yang sebesar Rp 254,77 triliun pada akhir Maret 2015. Porsi ini naik dibandingkan akhir 2014 lalu yang sebesar 4,65%. Adapun jumlah produk reksadana syariah hanya bertambah satu produk, yakni dari 74 produk di akhir 2014 menjadi 75 produk. Pada akhir Maret 2015, reksadana syariah saham masih menyumbang porsi mayoritas dengan dana kelolaan Rp 6,21 triliun dan jumlah reksadana 22 produk. Kemudian reksadana syariah campuran sekitar Rp 1,79 triliun dengan jumlah sebanyak 18 produk. Reksadana syariah terproteksi mencatat total dana kelolaan Rp 1,45 triliun dengan jumlah reksadana 18 produk. Sedangkan dana kelolaan reksadana syariah pasar uang mencapai Rp 901,69 miliar dengan enam produk. Lalu, reksadana syariah indeks mencatat dana kelolaan Rp 717 miliar dengan satu produk. Dana kelolaan exchange traded fund (ETF) syariah mencapai Rp 482,08 miliar dengan satu produk. Serta dana kelolaan reksadana syariah pendapatan tetap mencapai Rp 474,13 miliar dengan sembilan produk reksadana. Vice President Investment Quant Kapital Investama Hans Kwee mengatakan minimnya porsi reksadana syariah dipicu oleh kinerja portfolio yang kurang agresif. "Return reksadana syariah lebih kecil dibandingkan reksadana konvensional. Risikonya juga lebih kecil," ujar Hans, Kamis (16/4). Dia memperkirakan dana kelolaan reksadana syariah masih akan tumbuh 15% tahun ini. Kenaikan tersebut diperkirakan akan ditopang oleh pergerakan harga aset dasar dan bertambahnya investor baru. Head of Operation dan Business Panin Asset Management Rudiyanyo mengatakan, dana kelolaan reksadana syariah kelolaannya juga naik dari Rp 354 miliar menjadi Rp 528 miliiar. Kenaikan tersebut ditopang oleh dana masuk atau subscription sepanjang 2015. "Selain itu juga dipicu oleh kenaikan harga portfolio reksadana," kata Rudiyanto. Menurut dia minimnya dana kelolaan reksadana syariah disebabkan oleh kurang gencarnya promosi produk ini ke masyarakat. Produk reksadana syariah juga tidak memiliki perbedaan spesifikasi yang signifikan apabila dibandingkan dengan produk non syariah. "Sementara segmen investor syariah lebih memilih investasi langsung seperti emas," kata Rudiyanto. Padahal, reksadana syariah memiliki keunggulan lebih likuid dibandingkan emas. Produk ini juga berpotensi membagikan return lebih tinggi dibandingkan emas. "Kenaikan saham yang menjadi aset dasar reksadana syariah secara jangka panjang berpotensi lebih tinggi dibandingkan emas," kata Rudiyanto. Pertumbumbuhan industri reksadana syariah tahun ini diperkirakan akan berkisar 15% hingga 20%. Kenaikan dana kelolaan akan ditopang oleh banyaknya kegiatan promosi. Direktur Panin Asset Management Ridwan Soetedja memperkirakan dana kelolaan reksadana syariah akan naik 30% tahun ini. Kenaikan tersebut ditopang oleh kenaikan pasar saham yang ditopang oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Kenaikan pasar saham juga akan berimbas terhadap naiknya saham syariah " kata Ridwan. Dia mengakui, pertumbuhan reksadana syariah saat ini masih kecil lantaran instrumen yang menjadi aset dasar sangat terbatas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Uji Agung Santosa