Dana kelolaan reksadana turun di bulan Mei, investor justru menambah unit penyertaan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksadana pada Mei 2020 turun tipis dibanding April 2020. Berdasarkan data Infovesta Utama, AUM reksadana konvensional berdenominasi rupiah pada bulan Mei tercatat mencapai Rp 466,09 triliun.

Dana kelolaan tersebut turun tipis sekitar 0,06% dibanding April yang sebesar Rp 466,39 triliun. Sementara jika dihitung sejak awal tahun atau year to date, jumlah dana kelolaan Mei tercatat turun 12,41% atau Rp 66,04 triliun dari posisi akhir 2019 yang mencapai Rp Rp 532,13 triliun.

Meski turun tipis, jika dibandingkan dengan dana kelolaan Maret atau ketika virus corona menyebar di Indonesia, dana kelolaan Mei masih jauh lebih tinggi. dana kelolaan pada Maret tercatat hanya sebesar Rp 461,28 triliun.


Baca Juga: Lo Kheng Hong, Warren Buffett, dan Buku Rahasia Investasi Saham

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, penurunan dana kelolaan yang paling besar terjadi di reksadana terproteksi. Tercatat, reksadana terproteksi turun dari Rp 140,02 triliun pada April 2020 jadi Rp 138,59 triliun pada Mei 2020 atau 1,02% secara month on month (mom).

“Penurunan reksadana terproteksi merupakan yang paling dalam. Kemungkinan karena sebagian ada yang sudah jatuh tempo namun belum ada lagi produk penggantinya,” ujar Wawan kepada Kontan.co.id, Senin (8/6).

Hal ini sebenarnya terlihat dari jumlah penerbitan reksadana terproteksi. Pada bulan April tercatat terdapat 16 produk reksadana terproteksi baru yang diluncurkan. Sementara pada Mei tercatat hanya ada lima produk reksadana terproteksi yang diluncurkan.

Baca Juga: Imbal Hasil Reksadana Pasar Uang Menciut, Begini Proyeksi ke Depan

Selain reksadana terproteksi, asset under management reksadana pendapatan tetap juga tercatat turun. Sementara AUM reksadana saham, campuran, pasar uang, indeks, ETF, DIRE tercatat mengalami kenaikan.

Jumlah unit penyertaan pada bulan Mei justru naik 0,20% menjadi 431,29 miliar unit daripada posisi akhir April yang sebanyak 430,42 miliar unit.

“Kenaikan ini berarti menunjukkan adanya net subscription. Untuk kenaikan UP paling tinggi ada pada reksadana DIRE, sementara yang berkurang cukup banyak ada di reksadana pendapatan tetap,” tambah Wawan.

Baca Juga: 11 Nasabah Victoria Manajemen Investasi Terseret Kasus Jiwasraya

Dengan berbagai situasi terbaru, Wawan berujar bahwa saat ini pihaknya masih akan melihat potensi perkembangannya terlebih dahulu. Namun, dengan adanya persebaran virus corona, dia menuturkan ada sedikit perubahan mengenai target dana kelolaan di akhir tahun. Awalnya, dana kelolaan industri reksadana diperkirakan akan mencapai Rp 560 triliun-Rp 570 triliun pada akhir 2020.

“Saat ini kami masih melihat potensi perkembangan setelah new normal dapat diberlakukan, namun pilihan investor yang masih terlihat tumbuh ada pada jenis indeks dan ETF. Sementara untuk target, kami melihat target AUM bisa kembali ke level Rp 500 triliun pada akhir tahun nanti,” pungkas Wawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati