Dana kelolaan reksadana turun pada awal tahun, begini kata manajer investasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan atau asset under management (AUM) industri reksadana mencatatkan turun pada awal tahun 2020. Melansir riset yang diterbitkan oleh Infovesta Utama, AUM industri reksadana secara keseluruhan turun 1,16% secara bulanan. Pada Desember 2019, AUM reksadana tercatat sebesar Rp 563,58 triliun sedangkan pada Januari 2020 AUM turun menjadi Rp 557,06 triliun.

Sejalan dengan penurunan dana kelolaan industri reksadana, dana kelolaan milik PT Panin Asset Management juga turun sekitar 3,48% pada akhir Januari. Menurut Direktur PT Panin Asset Management Rudiyanto penurunan terhadap AUM merupakan imbas penurunan IHSG. “Penurunan nilai aset dasar pada reksa dana berbasis saham seiring dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),” kata Rudiyanto kepada Kontan.co.id, Senin (10/2).

Produk reksadana saham juga menjadi kontributor terbesar penurunan dana kelolaan Panin Asset MAnagement. Pasalnya, reksadana saham merupakan produk dengan bobot terbesar yang ditawarkan kepada investor.


Baca Juga: Pasar saham terpukul, dana kelolaan industri reksadana tergerus

Direktur Investasi PT Syailendra Capital Ahmad Solihin mengatakan, dana kelolaan Syailendra Capital tidak mengalami penurunan. “AUM kami tercatat flat sekitar Rp 22 triliun. Kurang lebih sama dengan Desember 2019,” jelasnya.

Ahmad menjelaskan, kinerja flat AUM Syailendra Capital disebabkan oleh inflow yang minim pada bulan Januari. Reksadana saham yang turun juga menjadi kontributor pertumbuhan AUM yang flat.

Penurunan terhadap reksadana saham yang dialami oleh Syailendra memiliki alasan yang sama seperti yang dituturkan oleh pihak Panin. Penurunan kinerja reksadana saham mengikuti penurunan IHSG selama Januari.

Baca Juga: Ingin ajarkan anak berinvetasi? Begini tip dari perencana keuangan

Baik Panin maupun Syailendra sedang menggodok produk reksadana baru untuk menggenjot dana kelolaan mereka tahun ini. Saat ini Panin sedang menyiapkan reksadana terproteksi dan reksadana penyertaan terbatas. Lewat kedua produk terbaru ini, Rudiyanto berharap pihaknya dapat mencapai target kelolaan dana mencapai Rp 15 triliun hingga akhir tahun 2020.

Di sisi lain, Ahmad mengatakan pihaknya mungkin akan mengeluarkan produk exchange-traded fund (ETF). Lewat ETF, Ahmad memperkirakan dana kelolaan milik Syailendra akan tumbuh meski tidak signifikan. “Untuk persentase pertumbuhan kami masih geser-geser mengikuti pertumbuhan industri saja,” pungkas Ahmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati