Dana kelolaan Taspen hampir mencapai target Rp 31,5 T



JAKARTA. PT Tabungan dan Asuransi Pensiun (Taspen) berupaya keras menggenjot kinerjanya di tahun 2010 ini. Tak sia-sia, perolehan dana kelolaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut sudah di atas 95%, baik untuk program dana tunjangan hari tua (THT), maupun dana pensiun.

Taufik Hidayat, Direktur Investasi Taspen mengaku, perolehan tersebut terkait strategi yang mereka terapkan. Dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2010, Taspen menerapkan strategi agresif tetapi prudent. Hal ini terlihat lewat peningkatan alokasi dana investasi Taspen pada saham.

"Kami sudah memperkirakan dari tahun lalu bahwa suku bunga akan turun sehingga membuat tingkat bunga obligasi dan deposito akan turun sehingga kami melakukan pengalihan investasi pada saham dan agak mengurangi investasi pada deposito," kata dia, pekan lalu.


Dalam stretegi bisnisnya tersebut, dia mengaku, Taspen sudah mendapat restu dari Dewan Komisaris. Berdasarkan laporan neraca yang belum diaudit, per Agustus 2010, Dana kelolaan Taspen untuk program THT sudah mencapai Rp 31,24 triliun. Angka ini mencapai 99,25% dari target dana kelolaan Taspen sepanjang 2010 sebesar Rp 31,5 triliun.

Adapun dana kelolaan Taspen untuk program THT disimpan di deposito sebesar Rp 4,8 triliun, obligasi Rp 24,4 triliun, saham Rp 1,9 triliun dan investasi langsung Rp 80 miliar.

Dari penempatan tersebut, hasil investasinya tercatat Rp 2,8 triliun dari target hasil investasi sebesar Rp 3,3 triliun. Rinciannya, dari deposito Rp 230 miliar, obligasi Rp 1,7 triliun, saham Rp 445 miliar dan investasi langsung Rp 4,04 miliar. "Adapun imbal hasil investasi untuk THT hingga Agustus 9,3%. Tahun ini targetnya mencapai 11,15%," jelas Taufik,

Dari sisi dana pensiun, Per Agustus lalu, dana kelolaannya mencapai Rp 24,9 triliun. Angka ini setara dengan 97,65% target dana kelolaan akhir tahun Rp 25,5 triliun. Dana kelolaan tersebut dibenamkan antara lain pada deposito sebesar Rp 7,9 triliun, obligasi Rp 16,4 triliun dan investasi langsung dan lain-lain sebesar Rp 523 miliar.

Adapun hasil investasi dari dana kelolaan dana pensiun mencapai Rp 1,5 triliun dari target tahun ini sebesar Rp 2,05 triliun. Hasil investasi tersebut antara lain bersumber dari deposito Rp 367,8 miliar, obligasi sebesar Rp 968,17 miliar dan sisanya dari investasi langsung dan lain-lainnya. Dengan yeild on invesment sudah mencapai 6,77% dari target 9,3%.

Taufik mengaku, untuk berinvestasi dalam dana pensiun, pihaknya hanya bisa masuk pada investasi obligasi dan deposito bank milik pemerintah. Akibat hal ini, membuat fleksibiltas investasi dana pensiun sangat rendah. "Sementara investasi langsung yang bisa kami lakukan hanya pada yang sudah eksisting saja," terangnya.

Taufik memastikan, dalam menanamkan investasi pihaknya tidak terburu-buru untuk segera merealisasikannya hanya demi meraup keuntungan semata. Mereka terlebih dulu akan mempertimbangkan maturety (jatuh tempo) dan investasi ulang yang akan mereka lakukan.

Saat ini yield aktuaria Taspen sebesar 10%. Artinya bila ingin berinvestasi Taspen hanya akan mempertimbangkan investasi yang memberikan imbal hasil di atas 10%. "Saat ini Taspen punya potensial keuntungan Rp 2,5 triliun dari dana pensiun dan Rp 1,2 triliun dari investasi THT yang belum direalisasikan," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test