Dana Kelolaan Tumbuh, Pasar Reksadana Dinilai Masih Prospektif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski jatuh pada 2022, dana kelolaan industri kelolaan reksadana perlahan mulai bangkit tahun ini. Dana kelolaan atawa asset under management (AUM) industri reksadana per Agustus 2023 sebesar Rp 516 triliun.

Sebagai pengingat, minat masyarakat pada reksadana meningkat sejak tahun 2017 ditandai dengan peningkatan AUM reksadana sekitar Rp 50 triliun menjadi Rp 506 triliun per akhir 2018. Tren peningkatan itu berlanjut dengan pertumbuhan dana kelolaan menjadi sebesar Rp 580 triliun per akhir tahun 2021.

Tahun 2022, AUM reksadana sempat turun menjadi Rp 508 triliun dan bergerak datar dengan kecenderungan naik hingga saat ini.


Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi masih optimistis AUM reksadana masih akan bertumbuh. Optimisme tersebut berangkat dari sentimen di Indonesia yang mulai bergerak ke arah pasar saham.

Baca Juga: Henan Putihrai Asset Management Bidik Penambahan AUM Rp 1 Triliun Hingga Akhir 2023

"Apalagi tahun depan, ada Pemilu menambah sentimen yang baik untuk market," ujar dia kepada Kontan.co.id, Kamis (5/10).

Dia menambahkan, kecenderungan pertumbuhan industri reksadana juga seiring dengan pertumbuhan pasar saham. Menurut Reza, IHSG bergerak tumbuh pada level support di 6.900 sehingga menjadi katalis yang positif.

Beriringan, HPAM juga mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan dari awal tahun. Reza mengatakan, AUM HPAM tumbuh sebesar Rp 360 miliar per 31 Agustus 2023.

Adapun pendorong pertumbuhan AUM HPAM berasal dari produk Ekuitas Syariah Berkah. "Karena reksadana ini memiliki karakteristik yang menarik, di mana portofolionya banyak saham-saham alpha seeker sehingga mencetak pertumbuhan performa yang signifikan," kata dia.

Baca Juga: Panin Asset Management Bidik Dana Kelolaan Rp 16 Triliun Hingga Akhir 2023

Direktur Panin Asset Management (Panin AM) Rudiyanto sepakat industri reksadana masih prospektif. Ini terlihat dari AUM Panin yang juga meningkat.

Panin AM mencatatkan AUM sebesar Rp 15,18 triliun per 30 September 2023. Dari awal tahun, hasil tersebut tumbuh 2,64% dan dibandingkan September 2022 tumbuh 2,53%.

Rudiyanto memaparkan, pertumbuhan AUM terbesar dari reksadana saham, pendapatan tetap, dan terproteksi. "Pertumbuhan AUM juga seiring peluncuran produk baru di tahun 2023 karena menurut pandangan kami pasar reksadana di Indonesia masih prospektif," ujar dia.

Adapun sejumlah reksadana yang terbit di tahun 2023 adalah reksa dana Panin Global Sharia Equity Fund (USD) yang fokus berinvestasi di pasar saham Amerika Serikat dan reksadana terproteksi yang rutin diterbitkan.

Baca Juga: Hingga September, Dana Kelolaan BRI MI Sentuh Rp 38 Triliun

Rudiyanto menjabarkan, secara tahunan reksadana saham Panin AM menjadi reksadana dengan pertumbuhan terbesar dengan mencatatkan kenaikan AUM sebanyak Rp 994,04 miliar. Pertumbuhan AUM produk terbesar adalah Panin Dana Teladan sebesar Rp 715,76 miliar.

Lalu, untuk pendapatan tetap mencatatkan pertumbuhan sebanyak Rp 233,79 miliar dengan pertumbuhan AUM produk pendapatan tetap terbesar adalah Panin Dana Pendapatan Berkala sebesar Rp 150,88 miliar. 

Rudiyanto berpandangan, ke depan kedua reksadana tersebut juga yang masih akan menjadi pendorong AUM. Menurutnya, katalisnya dari adanya peluang penurunan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) di tahun 2024.

"Sehingga investor asing akan kembali berinvestasi di Indonesia dan hal ini berdampak positif bagi pasar saham dan pasar obligasi Indonesia," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati