Dana kereta cepat Wijaya Karya cair bulan depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah tertunda beberapa kali, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berharap dana pinjaman untuk proyek kereta cepat atau high speed rail (HSR) Jakarta–Bandung bisa segera cair. Pinjaman yang berasal dari China Development Bank (CDB) ini diharapkan bisa diterima pada Mei mendatang.

A.N.S Kosasih, Direktur Keuangan WIKA, menjelaskan, sebelumnya, sudah terjadi kesepakatan financial closing dari konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dengan empat sponsor BUMN, yaitu WIKA, PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PTPN VIII. "Kami harapkan di awal bulan depan atau pertengahan bulan depan akan cair," kata dia di Jakarta, Selasa (24/4).

Persoalan lahan yang selama ini menjadi alasan CDB menahan pencairan pinjaman, kini sudah menemui titik terang. Kosasih mengatakan, CDB memang berhati-hati dalam mengucurkan pendanaan untuk proyek ini.


Maklum saja, risiko di proyek ini cukup besar. "Proyek kereta cepat itu konsesinya 50 tahun. Utangnya 40 tahun," jelas Kosasih. Dan 10 tahun pertama dihitung sebagai grace period, sehingga tidak membayar bunga.

Utang baru dicicil di tahun ke-11 hingga ke-40. "Sebagian besar akan dibayarkan dalam dollar AS dengan bunga 2% per tahun," imbuh dia.

Selain mengejar proyek kereta api cepat, WIKA juga tengah menyiapkan rencana penawaran saham perdana (IPO) anak usahanya, PT Wika Realty. Wika Realty akan melepas 25% saham dalam IPO.

Kosasih mengatakan, saat ini IPO Wika Realty telah memasuki masa bookbuilding. Pihaknya menunjuk Danareksa Sekeritas, BNI Sekuritas dan Danatama Sekuritas selaku penjamin emisi. "Targetnya melepas 25% saham IPO. Rencana efektif listing sebelum puasa," imbuh dia.

Dalam waktu dekat, WIKA juga akan menyebar dividen kepada pemegang saham. Total dividen yang dibagikan sebesar Rp 240,41 miliar, atau 20% dari laba bersih 2017 yang mencapai Rp 1,2 triliun. Nilai dividen ini setara dengan Rp 26,8 per saham.

Dividend payout ratio tahun ini memang lebih kecil ketimbang 2016 lalu. Soalnya, dua tahun belakangan WIKA membutuhkan banyak dana untuk ekspansi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati