JAKARTA. Pemerintah akan menambah dana kompensasi kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp 3 triliun untuk anggaran 2015. Sehingga total anggarannya mencapai Rp 8,14 triliun yang akan diberikan kepada masyarakat kurang mampu yang terkena dampak kenaikan harga BBM bersubsidi. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago mengatakan, penambahan anggaran kompensasi kenaikan BBM akan diajukan melalui Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015. "Pemerintah akan mengajukan RAPBN-P ke DPR paling cepat bulan Januari 2015," kata Andrinof, Rabu kemarin (19/11). Kata Andrinof, anggaran kompensasi yang bernama bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM) sebesar Rp 5 triliun di APBN 2015 dinilai belum memadai. Sebab, anggaran tersebut hanya cukup untuk memberikan kompensasi selama tiga bulan. Padahal, pemerintah akan mengucurkan dana kompensasi kenaikan BBM selama enam bulan atau hingga Juni 2015.
- Bantuan Langsung Tunai (BLT), total anggaran Rp 23 triliun dan penerima 19,2 juta rumah tangga miskin. Tahap pertama: Oktober-Desember 2005. Tahap kedua: Januari-Maret 2006
- Bantuan Langsung Tunai (BLT). Tahap I Juni-Agustus 2008, anggaran Rp 5,69 triliun, jumlah penerima 18,83 juta rumah tangga miskin. Tahap II, Sepetember-Desember 2008, anggaran Rp 7,51 triliun, jumlah penerima 18,77 rumah tangga miskin.
- Program beras untuk keluarga miskin, anggaran Rp 11,66 triliun, jumlah penerima 19,1 juta keluarga rumah tangga miskin.
- Program jaminan kesehatan masyarakat yang sudah diberikan sejak 2007 dan berlanjut 2008 dan 2009. Total jumlah penerima 76,4 juta orang. Anggarannya, 2007 sebanyak Rp 4,58 triliun dan 2008 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 4,6 triliun.
- Program bantuan operasional sekolah. Anggarannya Rp 11,9 triliun untuk 42 juta siswa SD/MI/setara dan SMP/MTs/setara kemudian sebanyak Rp 358 miliar dalam bentuk buku.
- Program keluarga harapan, setiap keluarga miskin mendapat Rp 1,4 juta per tahun. Anggaran Rp 3,6 triliun. Jumlah penerima 2,4 juta rumah tangga.
- Program beras untuk keluarga miskin, sebanyak 15 kg per bulan per tahun. Anggaran Rp 21,9 triliun. Jumlah penerima 15,5 juta rumah tangga.
- Bantuan Siswa Miskin (BSM) sebesar Rp 450.000 untuk SD/sederajat dan Rp 750.000 untuk SMP. Anggaran Rp 11,6 triliun. Jumlah penerima 16,6 juta siswa dari 15,5 juta rumah tangga miskin.
- Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sebesar Rp 150.000/bulan kepada 15,5 juta Rumah Tangga Miskin. Anggarannya Rp 11,6 triliun.
- Program Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) dengan penerima 15,5 juta keluarga yang disalurkan melalui Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Keluarga pra Sejahtera.
- Anggaran yang sudah tersedia di APBN-P 2014 dan APBN 2015 ditambah jadi Rp 13,14 triliun dari sebelumnya Rp 10 triliun. Anggaran 2015 sebesar Rp 8,14 , rinciannya: 1) tambahan bantuan program keluarga harapan Rp 1,7 triliun. 2) Pembangunan infrastruktur pedesaan Rp 4 triliun. 3) Program ekonomi produktif Rp 1,6 triliun (Rp 700 miliar untuk masyarakat miskin dan usaha mikro, Rp 600 miliar untuk usaha petani dan nelayan). 4) Revitalisasi lahan non produktif Rp 300 miliar. 5) Peningkatan ketrampilan dan kompetensi masyarakat Rp 800 miliar.