JAKARTA. Hingga tutup buku kuartal I–2014, PT Kalbe Farma Tbk belum maksimal menyerap belanja modal atau
capital expenditure (capex) Rp 1 triliun–Rp 1,2 triliun tahun ini. Tiga bulan pertama tahun ini, perusahaan obat ini baru membelanjakan Rp 208 miliar atau setara dengan 17,33%–20,80% total anggaran belanja modal. Memasuki triwulan kedua tahun ini, emiten saham berkode KLBF ini berniat ngebut membelanjakan 79,20%–82,67% sisa capex atau Rp 792 miliar-Rp 992 miliar. Kalbe Farma merencanakan 66,6% sisa capex untuk mengembangkan pabrik. Sisanya, untuk membiayai lini bisnis distribusi, menambah gudang dan menambah cabang. Soal pengembangan pabrik, ada tiga lokasi pabrik yang mendapat kucuran capex.
Pertama, dua pabrik di Cikarang, Bekasi. Kalbe Farma akan menambah dua mesin hingga tiga mesin baru di pabrik Cikarang pertama.
Sementara di pabrik Cikarang lain, perusahaan ini akan meningkatkan lantai produksi, dari satu lantai menjadi dua lantai produksi. "Jadi kapasitas bisa meningkat 30%–50%," kata Vidjongtius, Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Kalbe Farma, beberapa waktu yang lalu.
Kedua, pabrik susu bubuk di Cikampek, Purwakarta. Perusahaan berencana memperluas bangunan. Proses konstruksi yang saat ini telah sampai 25%-35%, diharapkan rampung pertengahan 2015.
Ketiga, pabrik susu cair di Sukabumi, Jawa Barat. Perusahaan ini mengalokasikan anggaran Rp 150 miliar untuk membiayai pembangunan pabrik ini. Kalbe Farma menargetkan pabrik susu cair beroperasi 2015 dan bisa berkontribusi 3% terhadap total pendapatan. Namun hingga kini, proses pembangunan belum juga dimulai. Perusahaan itu beralasan masih menunggu izin pembangunan yang diperkirakan keluar Juli atau Agustus. Di luar belanja modal, perusahaan itu juga menganggarkan dana Rp 200 miliar-Rp 500 miliar untuk mengakuisisi satu perusahaan baru di sektor kesehatan atau nutrisi. "Sudah ada lima perusahaan hingga 10 perusahaan di Indonesia maupun di ASEAN yang sudah masuk dalam radar kami," ujar Vidjongtius tanpa membeberkan identitas perusahaan yang dimaksud. Rencana ekspansi ke luar negeri Selain memperkuat lini produksi, Kalbe Farma juga berniat memperkuat jangkauan pemasaran, terutama ke pasar mancanegara. Maklum, porsi ekspor perusahaan ini memang masih mini. Melongok laporan keuangan kuartal I–2014, kontribusi pendapatan ekspor cuma 4,67% atau Rp 189,79 miliar. Karena itu, perusahaan ini tengah menyiapkan pembentukan perusahaan baru dengan skema
joint venture di Myanmar dan Vietnam dengan dana investasi Rp 200 miliar.
Pembentukan perusahaan
joint venture nanti memungkinkan Kalbe Farma memproduksi obat di dua negara tersebut, tak cuma memasarkan produk, seperti yang telah terjadi selama ini. Asal tahu saja, sebelumnya, perusahaan ini telah membentuk perusahaan
joint venture di Filipina pada tahun 2010. Sayang, Kalbe Farma belum bisa memastikan kapan realisasi pembentukan perusahaan joint venture di dua negara Indochina tersebut. "Kami masih mencari mitra yang cocok untuk diajak kerjasama dalam membangun fasilitas produksi dan distribusi," ujar Vidjongtius beralasan. Sepanjang tahun ini, Kalbe membidik kenaikan penjualan 14%–16% dari pendapatan 2013, atau menjadi Rp 4,3 triliun–Rp 4,72 triliun. Dengan rincian kontribusi, 35% dari bisnis distribusi, 25% dari bisnis obat resep, 15% dari bisnis obat bebas, dan 25% dari bisnis makanan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anastasia Lilin Yuliantina