JAKARTA. Pemerintah mengaku akan segera mulai mengerjakan proyek transmisi listrik. Namun, proyek ini dinilai akan menyerap anggaran lebih kecil dari perkiraan semula. Sebab, pemerintah akan melakukan efisiensi selain karena ada faktor turunnya harga bahan baku, mengikuti perkembangan harga komoditas dunia. Upaya efisiensi itu dibahas dalam rapat koordinasi yang dipimpin langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sore ini, Selasa (25/8) di kantornya.
Usai rapat JK mengatakan, untuk mengefisienkan anggaran pemerintah akan membentuk perusahaan konsorsium penyuplai bahan baku, dalam hal ini baja. Dengan membuat konsorsium, maka harga baja untuk bahan baku akan flat, tidak akan berbeda-beda. Konsorsium itu akan dipimpin oleh PT Krakatau Steel Tbk bersama perusahaan-perusahaan swasta yang bergerak di industri baja. Efisiensi yang ditimbulkan juga diklaim akan sangat signifikan. "Bisa sampai 20%-30% bahkan 50% dari anggaran semula," ujar JK, Selasa (25/8) di kantornya, Jakarta. Pemerintah menganggarkan dana yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek itu mencapai Rp 250 triliun. Pendanaannya akan berasal dari berbagai sumber baik Penyertaan Modal dalam Negeri (PMN), pinjaman billateral amupun multilateral. Rencananya, pemerintah akan membagi pengerjaan proyek ini dalam dua tahap. Tahun ini pengerjaan proyek akan dimulai bulan September nanti sepanjang 27.000 kilometer. Diharapkan, semua kontrak, tender dan konstruksi sudah mulai dijalankan. JK meminta transmisi ini sudah siap sebelum pembangkit listrik sebesar 35.000 Mega watt selesai dibangun. Jadi, begitu pembangkit selesai, maka listriknya sudah bisa dialirkan. Direktur Utama PLN Sofyan Basir bilang pihaknya akan menjadi
leading sector dalam pembangunan itu.
Semua proses tender hingga konstruksi akan terpusat dibawah tanggungjawab PLN. Namun, dalam pelaksanaannya akan diserahkan ke pihak swasta, termasuk perusahaan swasta di daerah. Ini bertujuan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di daerah dan memperbesar penyerapan tenaga kerja. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto