KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana mengendap atau dana mengambang pada uang elektronik perbankan terus mengalami kenaikan pada awal kuartal IV-2024. Peningkatan dana simpanan ini diproyeksikan terus meningkat seiring dengan meningkatnya transaksi uang elektronik, terutama pada momen liburan Hari Raya Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) per Oktober 2024, jumlah dana simpanan di uang elektronik yang diterbitkan oleh perbankan tercatat sebesar Rp 4,31 triliun per Oktober 2024, meningkat 9,67% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,93 triliun. Seiring dengan itu total volume transaksi uang elektronik tercatat sebesar 1,94 miliar transaksi sampai dengan Oktober 2024, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,70 miliar transaksi.
Baca Juga: Kenaikan Tarif PPN Menjadi 12% Berpotensi Memperburuk Kesenjangan Ekonomi Total volume transaksi uang elektronik tercatat sebesar 1,94 miliar transaksi sampai dengan oktober 2024, meningkat 14,12% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,70 miliar transaksi. Total nilai transaksi uang elektronik tercatat sebesar Rp 224,24 triliun, meningkat 34,60% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 166,60 triliun. Sejumlah bank terutama bank besar di jajaran KBMI 4 juga mencatatkan peningkatan dana mengendap hingga bulan November 2024, terlihat dari laporan keuangan bulanan masing-masing bank secara bank only. Ambil contoh PT Bank Central Asia Tbk (BCA) yang memiliki BCA Flazz. Per November 2024, tercatat jumlah dana mengendap BCA sebesar Rp 1,35 triliun, meningkat 11,70% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,21 triliun. Executive Vice President Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn menyatakan, nilai dana yang tersimpan di Flazz diproyeksikan akan meningkat seiring dengan pertumbuhan transaksi dan kebutuhan masyarakat dalam menggunakannya. “Kami memproyeksikan kenaikan jumlah transaksi menjelang momen liburan Natal tahun 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), termasuk dalam penggunaan Flazz,” ungkapnya kepada Kontan belum lama ini. Ia senang, saat ini terdapat lebih dari 27 juta kartu Flazz yang beredar di masyarakat, yang penggunaannya dimanfaatkan untuk melakukan berbagai transaksi seperti pembayaran tol, tiket transportasi publik, belanja di minimarket, dan lainnya.
Baca Juga: Pertamina Layani Penukaran Minyak Jelantah dengan Saldo E-Walllet, Begini Caranya Masyarakat dapat membeli Flazz BCA dari kantor cabang, fitur gaya hidup di BCA mobile, marketplace, minimarket, atau
vending machine myBCA. Penggunaan Flazz saat ini juga semakin mudah seiring dengan berbagai inovasi yang telah dikembangkan oleh BCA, seperti hadirnya Flazz Gen 2 yang dapat diisi ulang atau top up melalui myBCA dan BCA mobile serta bebas biaya admin. Selain itu BCA juga bekerja sama dengan beberapa partner dalam menyediakan layanan top up Flazz. “BCA berkomitmen terus memperkuat ekosistem keuangan dan memodernkan infrastruktur teknologi informasi, untuk memberikan layanan dan produk digital yang senantiasa menjamin kerahasiaan dan keamanannya,” ungkap Hera, Kamis (26/12). Bank besar lainnya seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) juga mencatatkan peningkatan dana yang mengendap di uang elektroniknya. Berdasarkan laporan keuangan bulanan BRI secara bank only, tercatat jumlah dana mengendap mencapai Rp 550,47 miliar per Oktober 2024, meningkat 9,16% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 504,28 miliar. Direktur Retail Funding and Distribution BRI, Andrijanto menyatakan, transaksi uang elektronik melalui BRIZZI diproyeksikan mengalami peningkatan sebesar dua digit pada periode Hari Raya Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) jika dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya transaksi BRIZZI terutama digunakan untuk pembayaran tol, transaksi di merhchant, parkir, tempat wisata, hingga transportasi dalam kota. BRIZZI juga digunakan untuk pembayaran BBM bersubsidi.
Baca Juga: Benarkah Transaksi Uang Elektronik Kena PPN 12%? DJP Buka Suara “Pada tahun ini kami optimis akan melampaui pencapaian tahun 2023 dengan kenaikan
double digit secara
year on year. Hal tersebut didukung dengan penambahan titik akseptasi BRIZZI seperti pembayaran tol, area parkir, tempat wisata,” ungkap Andrijanto. Selain BCA dan BRI, ada PT Bank Mandiri Tbk yang juga mencatatkan kenaikan dana mengendap di uang elektroniknya yakni e-money. Per November 2024, jumlah dana yang ditampung Bank Mandiri tercatat sebesar Rp 1,94 triliun, naik 8,95% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,78 triliun. Sementara itu PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) berdasarkan laporan keuangan bulanan secara bank hanya mencatatkan penurunan pada jumlah dana mengendap uang elektroniknya, yakni turun 9,23% yoy per November 2024, dari sebelumnya Rp 213,17 miliar per November 2023, turun menjadi Rp 193,48 miliar per November 2024. Kepala Dividi Retail Digital Product and Partnership BNI, Mesah Roni Ginting menyatakan, pihaknya tetap memproyeksikan peningkatan transaksi TapCash pada Nataru kali ini, yakni meningkat hingga 29% yoy. “BNI telah menyiapkan alokasi stok kartu TapCash tambahan sebesar 15% yang telah didistribusikan ke lokasi-lokasi penjualan,” ungkapnya. Ia menyediakan, stok kartu Tapcash ini didistribusikan khususnya dekat pintu tol maupun ekosistem pengguna tapcash seperti kantor cabang BNI terdekat, dan mitra BNI yakni Indomaret, Alfamart, dan Alfamidi.
Seiring dengan itu, BNI terus berkomitmen dalam menjaga kemudahan top up melalui seluruh channel yang digunakan pada hari libur Nataru seperti Wondr by BNI, ATM BNI, Agen46 hingga melalui e-commerce.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi