BOGOR. Kekurangan anggaran tidak akan dijadikan alasan bagi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera), dalam merealisasikan program satu juta rumah murah. Padahal jumlah kekurangan anggarannya, masih cukup besar yaitu tidak kurang dari Rp 40 triliun. Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono mengatakan, kekurangan anggaran itu masih diusahakan oleh Kementerian Keuangan. Kalaupun belum juga tersedia, pengerjaan proyek ini akan tetap dilanjutkan dengan dana yang ada. Ia beralasan, tidak perlu menunggu semuanya terkumpul. Sebab, "Tahun ini kan, tidak perlu januari-Februari semuanya dibangun, bisa sambil bejalan," ujar Basuki, Jumat (13/2). Saat ini, dana yang tersedia untuk pembangunan satu juta rumah baru mencapai Rp 18,9 triliun yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan beberapa lembaga. Dengan rincian, APBN sebesar Rp8,1 triliun, FLPP Rp5,4 triliun, Perumnas Rp500 miliar, dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Rp 2,5 triliun.
Dana minim, proyek rumah murah tetap jalan
BOGOR. Kekurangan anggaran tidak akan dijadikan alasan bagi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera), dalam merealisasikan program satu juta rumah murah. Padahal jumlah kekurangan anggarannya, masih cukup besar yaitu tidak kurang dari Rp 40 triliun. Menteri PU-Pera Basuki Hadimuljono mengatakan, kekurangan anggaran itu masih diusahakan oleh Kementerian Keuangan. Kalaupun belum juga tersedia, pengerjaan proyek ini akan tetap dilanjutkan dengan dana yang ada. Ia beralasan, tidak perlu menunggu semuanya terkumpul. Sebab, "Tahun ini kan, tidak perlu januari-Februari semuanya dibangun, bisa sambil bejalan," ujar Basuki, Jumat (13/2). Saat ini, dana yang tersedia untuk pembangunan satu juta rumah baru mencapai Rp 18,9 triliun yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan beberapa lembaga. Dengan rincian, APBN sebesar Rp8,1 triliun, FLPP Rp5,4 triliun, Perumnas Rp500 miliar, dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Rp 2,5 triliun.