JAKARTA. Porsi dana murah alias current account saving account (CASA) sejumlah bank BUMN beragam. Di Bank Rakyat Indonesia (BRI), porsi i CASA terhadap total dana pihak ketiga (DPK) menunjukkan tren penurunan Sebaliknya, di Bank BNI justru mencatatkan kenaikan. Berdasarkan laporan keuangan BRI, rasio CASA tahun 2010 masih tercatat berjumlah Rp 202,24 triliun atau 61,51% dari total DPK sebesar Rp 328,76 triliun. Dalam empat tahun terakhir atau sampai akhir 2014, CASA BRI sebetulnya naik 58,96% menjadi Rp 321,48 triliun. Namun porsinya kini hanya 53,54% dari total DPK tahun 2014 yang senilai Rp 600,39 triliun. Menurut Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI, ini terjadi lantaran simpanan deposito tumbuh sangat tinggi. Tahun lalu, dana deposito melesat 40,6% dari tahun 2013. "Sementara pertumbuhan tabungan dan giro tumbuh relatif stabil sebesar 10,7% dan 14,2% dari tahun sebelumnya," ucap Budi, Senin (9/2).
BRI tahun ini menargetkan komposisi dana murah berada di kisaran 55%–57% dari total DPK. Sementara, target pertumbuhan DPK bakal menyesuaikan dengan target loan to deposit ratio (LDR) di kisaran 82% hingga 92%. Demi lebih meningkatkan perolehan dana murah, BRI akan mengoptimalkan potensi dan keunggulan yang dimiliki, antara lain optimalisasi tenaga pemasaran, produk serta layanan bank di 10.300 kantor unit kerja operasional. "BRI terus mengoptimalkan sumber daya manusia yang saat ini mencapai lebih dari 120.000 pekerja," imbuh Budi.